Dirut PT IKI Diana Rosa, Srikandi di Industri Perkapalan Nasional

Dirut PT IKI Diana Rosa harus memiliki trik khusus untuk bisa memimpin industri galangan kapal yang berkantor pusat di Makassar.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 05 Okt 2020, 09:12 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2020, 09:10 WIB
Direktur Utama PT Industri Kapal Indonesia (IKI) Diana Rosa.
Direktur Utama PT Industri Kapal Indonesia (IKI) Diana Rosa.

Liputan6.com, Jakarta - Diana Rosa merupakan salah satu Srikandi di Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ia Ditunjuk Menteri BUMN Erick Thohir untuk menduduki pucuk pimpinan PT Industri Kapal Indonesia (Persero) atau IKI pada Juli 2020.

Tentu saja, ia harus memiliki trik khusus untuk bisa memimpin industri galangan kapal yang berkantor pusat di Makassar tersebut. Salah satu trik tersebut adalah gowes bareng dan juga foto-foto. 

Ingin tahu alasannya? Simak penjelasan Diana Rosa dalam wawancara dengan Liputan6.com:

Sebagai pemimpin perusahaan galangan kapal, apa tantangan yang paling berat?

Kalau saya memang dari 2003 bergabung di dunia galangan kapal BUMN, tepatnya di Dok perkapalan Surabaya. Di 2017 akhir, saya mendapatkan amanat sebagai Direktur Operasional di PT Dok Perkapalan Surabaya. Amanat yang lebih menantang lagi di 17 Juli 2020 saya harus bergeser lagi ke PT Industri Kapal Indonesia (IKI) sebagai Direktur Utama.

Salah satu jurus saya dalam memimpin BUMN galangan kapal ini, saya selalu menanamkan jiwa dan semanga teamwork. Jadi tidak semata-mata saya sebagai pimpinan, tapi saya merangkul semua lapisan, semua lini, semua bagian untuk membangun teamwork.

Kalau kita membangun teamowrk, otomatis tidak ada lapisan-lapisan. Bahwasanya kita masing-masing punya kontribusi di dalam teamwork ini. Karena dalam dunia perkapalan, kita tidak bisa bekerja sendiri. Kita memang harus bekerja bersama. Sehingga ke manapun saya berkarya saya selalu membawa semangat bersama dan saling menguatkan.

Ayo bekerja dengan hati, dan alhamdulillah teman-teman, tim saya yang bergabung selama ini itu cukup solid untuk menjadi satu teamwork.

Kegiatan untuk melepas ketegangan pekerjaan biasanya apa?

Kalau saat ini saya gowes, terus setelah itu foto-foto, saya doyan. Dengan gowes itu kita network, membangun teamwork, sehingga teman-teman ini cair, tidak ada sekat dalam pekerjaan. Koordinasi akan lebih mudah, komunikasi akan lebih baik.

Kalau di foto-foto, saya memang sengaja untuk membuat tim saya bisa mengekspresikan diri dengan foto-foto. Saya tidak jarang selfie-selfie di lapangan. Saya menunjukan (kepada pegawai), kalian kerja luar biasa. Lihat fotomu, terimakasih telah berbuat yang terbaik untuk perusahaan. Empowering lah. Itu salah satu hobi saya yang bisa mendukung untuk karir sendiri.

Kalau untuk keluarga sendiri bagaimana membagi waktu? 

Memang ya tidak ada satu hal yang kita bisa 100 persen di semuanya. Dalam menjadi pemimpin di BUMN itu tidak hanya sebuah tanggung jawab, tidak hanya masalah pekerjaan, namun masalah pengorbanan. Ini yang harus kami sadar, bahwa sebagai direksi BUMN istilahnya begini, hari kerjanya Senin-Minggu, jam kerja kami itu adalah 24 jam, itu harus total untuk Merah Putih.

Nah memang keluarga akhirnya hanya dapat porsi-porsi kecil, namun bagaimana kami selaku ibu dan istri untuk menerapkan quality time. Karena izin dari suami juga harus didapat kan, sehingga bagaimana kami memanfaatkan quality time ini untuk keluarga. Bahwasanya lebih besar untuk perusahaan memang iya. Untuk perusahaan, untuk Indonesia.

Sekarang pemerintah tengah membangun pelabuhan di daerah Indonesia Timur. Apakah itu jadi peluang bagi PT IKI sendiri untuk berkembang dan memperbesar pasar?

Iya, itu seiring dengan kebijakan bapak presiden kita pak Jokowi, sejak 2014 beliau di Myanmar itu sudah men-declare bahwa negara kita Indonesia sebagai poros maritim. Jadi semenjak itu juga pemerintah mulai mengembangkan atau menghidupkan/membangun pelabuhan-pelabuhan untuk connecting itu.

Pasti itu sangat menguntungkan kami di galangan kapal. Kenapa? Dengan adanya pelabuhan-pelabuhan itu otomatis di situlah akan berlabuh kapal-kapal baik kapal penumpang, kapal kargo, kapal tunggal milik Pelindo. Otomatis kapal-kapal itu butuh maintenance repair di galangan kapal. Sehingga apalagi sekarang ke timur, itu luar biasa.

Kita galangan kapal yang ada di wilayah timur ini sekarang lagi giat-giatnya merubah atau membangun performance kita untuk delivery on time. Kalau kita sudah bisa memenuhi delivery on time, kita tidak perlu cari order. Dari kapal-kapal di wilayah timur saja, itu sudah cukup dalam setahun. Misalnya ASDP, untuk wilayah timur ini yang dekat dengan kami, itu sudah 54 (kapal untuk diperbaiki) per tahun. Pasti itu.

Kalau performance kami bagi di galangan kapal, yaitu sebagai delivery on time, pasti mereka akan duduk manis tiap tahun di kami, 54 kapal, itu baru ASDP. Kebijakan pemerintah bangun pelabuhan otomatis kapalnya bakal tambah. Karena secara peraturan mereka harus rutin maintenance repair per tahun. Kalau kargo per 2 tahun, sehingga itu peluang untuk kami sebagai galangan kapal.

Artinya dengan program pemerintah bangun pelabuhan itu sangat membantu industri perkapalan ya?

Yap, sangat membantu. Tapi kami sebagai galangan kapal memang harus memperbaiki performance, bagaimana kami harus tepat waktu (dalam memperbaiki kapal).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya