BPS: Upah Buruh Potong Rambut Wanita Turun di Oktober 2020

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya peningkatan upah harian pada buruh informal di perkotaan pada Oktober 2020

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 16 Nov 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2020, 14:00 WIB
banner infografis gaji pns dki
Ilustrasi Gaji

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya peningkatan upah harian pada buruh informal di perkotaan pada Oktober 2020. Meski secara nominal mengalami kenaikan, namun upah riil buruh informal tercatat minus.

Adapun upah riil merupakan perhitungan dari upah nominal dibagi dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) umum di perkotaan.

Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan, upah harian buruh bangunan secara nominal juga terdongkrak tipis 0,02 persen, dari Rp 90.793 per hari menjadi Rp 90.721 per hari.

"Tapi secara riil juga mengalami penurunan seperti halnya di upah tani, yaitu 0,05 persen dari Rp 86.555 (per hari) jadi Rp 86.514 (per hari)," ujar Setianto.

Menurut catatan BPS, penurunan juga terjadi pada upah riil bagi buruh potong rambut wanita dan asisten rumah tangga di perkotaan.

Secara rata-rata nominal, upah bagi keduanya tidak mengalami perubahan. Yakni Rp 28.656 bagi buruh potong rambut wanita per satu kali cukur, dan Do 419.906 per bulan bagi asisten rumah tangga.

Sementara upah riil bagi buruh potong rambut wanita per Oktober 2020 turun sebesar 0,07 persen, yaitu dari Rp 27.330 pada September 2020 menjadi Rp 27.312. Sedangkan upah riil bagi asisten rumah tangga juga turun 0,07 persen dari Rp 400.483 menjadi Rp 400.216.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

BPS Catat Ekspor Oktober 2020 Naik 3,09 Persen jadi USD 14,39 Miliar

Kinerja Ekspor dan Impor RI
Aktivitas bongkar muat barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor dan impor Indonesia mengalami susut signifikan di Juni 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia pada Oktober 2020 mengalami peningkatan sebesar 3,09 persen dibanding bulan sebelumnya September 2020. Ekspor Oktober tercatat sebesar USD 14,39 miliar sedangkan pada bulan sebelumnya ekspor sebesar USD 14,01 miliar.

"Nilai Ekspor Indonesia pada bulan Oktober mencapai USD 14,39 miliar. Atau naik sebesar 3,09 persen dibandingkan September bulan lalu," kata Deputi BIdang Statistik Distribusi dan Jasa, Setianto, dalam video conference di Kantornya, Jakarta, Senin (16/10).

Sementara jika dibandingkan periode Okotober bulan lalu nilai ekspor Indonesia minus 3,29 persen. Di mana, pada Oktober 2019 nilai ekspor Indonesia sebesar USD 14,88 miliar menjadi USD 14,39 miliar pada Oktober 2020.

Dia menyebut, peningkatan ekspor terjadi di Bulan Oktober 2020 ini terjadi karena sektor nonmigas mengalami kenaikan sebesar 3,54 persen. Di mana dari posisi USD 13,29 di bulan lalu kini menjadi USD 13, 76 miliar pada Oktober 2020.

Sedangkan sektor migas mengalami penurunan sebesar minus 5,94 persen. Ekspor migas pada terctat USD 0,63 miliar pada Oktober 2020, lebih rendah dibandingkan posisi September sebesar USD 0,67 miliar

Menurut sektor, secara umum keseluruhan ekspor menunjukkan kan perkembangan yang menggembirakan. Ekspor pertanian pada bulan Oktober 2020 tercatat USD 0,42 miliar atau tumbuh mencapai 1,26 persen dari bulan sebelumnya.

Kemudian industri pengolahan pada bulan Oktober juga tumbuh cukup menggembirakan sebesar 2,08 persen atau tercatat USD 11,79 miliar. Selanjutnyasektor lain mengalami kenaikan yakni pertambangan dan lainnya mencapai USD1,55 miliar atau sebesar 16,98 persen.

Sementara sektor migas tercatat menurun sebesar minus 5,94 persen atau hanya tercatat USD 0,63 miliar."Jadi struktur menurut ekspor non migas masih menyumbang ekspor terbesar yakni 95,63 persen dari total ekspor Oktober 2020," tandas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya