Mentan Canangkan Perluasan Lahan Pertanian 250 Ribu Ha di 2021

Dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Kementerian Pertanian akan melakukan perluasan areal tanah baru (PATB) 250 ribu hektare.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 30 Nov 2020, 12:37 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2020, 12:37 WIB
Upah Harian Buruh Tani Naik Tipis
Petani menyemprotkan cairan pestisida di lahan pertanian bayam, kawasan Kota Tangerang, Jumat (27/11/2020). Badan Pusat Statistik mencatat upah nominal harian buruh tani nasional pada Oktober 2020 naik sebesar 0,09 persen dibanding upah buruh tani September 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Kementerian Pertanian akan melakukan perluasan areal tanah baru (PATB) 250 ribu hektare. Hal ini juga untuk memastikan penduduk Indonesia tidak mengalami persoalan mengenai pangan dasar mereka.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyebutkan, perluasan utamanya menyasar lahan penghasil padi, jagung, bawang merah, dan cabai merah di daerah defisit.

“Saya akan mempersiapkan lahan tambahan 250 ribu hektar untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan cuaca dan lain-lain. Saat ini saya membuat percontohan di dataran tinggi, dataran rendah, bahkan di bukit-bukit yang ada,” ujar Mentan dalam webinar INDEF - Proyeksi Ekonomi Indonesia 2021, Senin (30/11/2020).

Tak hanya itu, Mentan tengah mencanangkan diversifikasi pangan lokal yang berbasis kearifan lokal dan fokus pada satu komoditas utama. Adapun pemanfaatan pangan lokal secara masif diantaranya, ubi kayu 35.000 ha, jagung konsumsi 50.000 ha, sagu 1.000 ha, pisang 1.300 ha, kentang 650 ha, dan sorgum 5.000 ha.

Lalu, juga akan melakukan penguatan cadangan dan sistem logistik pangan. Diantaranya melalui penguatan cadangan beras pemerintah, baik di provinsi maupun di kabupaten/kota atau daerah. “Penguatan sistem logistik pangan nasional untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan,” papar Mentan.

Tak kalah penting, Mentan menilai perlu juga untuk mengembangkan pertanian modern, seperti smart farming. Juga pemanfaatan green house untuk meningkatkan produksi komoditas hortikultura di luar musim tanam.

“Pengembangan food estate, mengkorporasikan pertanian pada sektor-sektor mulai dari hulu sampai hilir akan kami intervensi di 2021,” kata Mentan.

Terakhir, Kementan akan menerapkan gerakan tiga kali ekspor (GRATIEKS). Dimana program ini dimaksudkan untuk meningkatkan volume ekspor melalui kerjasama dan investasi dengan pemda dan stakeholder terkait.

“Kami akan bicara darah-darah mana yang siap ekspor, disitu kita konsentrasi. Komoditas apa yang paling siap untuk diekspor dan ada pembelinya di luar,” jelas Mentan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Berbagai Langkah Strategis di Sektor Pertanian Demi Ketahanan Pangan di Masa Pandemi Covid-19

Memanfaatkan Lahan Pertanian dengan Berinovasi di Masa Pandemi
Petani membajak lahan persawahan sebelum ditanami bibit padi di Tangerang Selatan, Jumat (15/10/2020). Lahan pertanian yang terbatas bisa menjadi sektor strategis baru bagi masyarakat Tangsel dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Sektor pertanian mampu menunjukkan kinerja yang bagus di masa pandemi. Indeks ketahanan pangan terus meningkat sebesar 62,6 dari 2017 sampai dengan 2019.

Ini membuat prioritas keamanan pangan menjadi penting untuk menyediakan pangan yang berguna dan mendorong sektor produktif dalam negeri.

Berdasarkan hal itu, Kementerian Sekretariat Negara menyelenggarakan webinar dengan tema 'Food Estate untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Indonesia' dalam rangka penyusunan analisis kebijakan di bidang ketahanan pangan.

Prastiwi Utami dari Sekretariat Wapres, menyebutkan permasalahan pertanian pada 2020 terkait stagnasi provitas, keterjangkauan dan konsumsi pangan yang berkualitas. Kemudian meningkatkan bencana hidrometeorologi serta upaya pembangunan berketahanan bencana belum maksimal.

Untuk mengantisipasi kondisi pangan saat ini, pemerintah mendorong penyiapan pangan nasional melalui program Food Estate.

"Food Estate sebagai program pengembangan produksi pangan secra terintegrasi dalam skala luas . Konsep inilah yang diharapkan mampu mengatasi permasalahan pangan," kata Prastiwi.

Salah satu pembicara pada acara tersebut, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi mengatakan inti ketahanan pangan mencakup keamanan pangan. Ada tiga pilar, pertama aspek ketersediaan, kedua distrbusi dan ketiga akses konsumsi.

"Di masa pandemi memang ada kendala. Dalam ketersediaan tidak ada masalah karena tanam terus, distribusi saja yang agak terganggu pada awal masa pandemi dan Alhamdulillah sudah membaik,” ujarnya.

Suwandi menegaskan pada pandemi covid 19 ini, sektor pertanian justru memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional.

Berdasarkan data BPS, sektor pertanian berkontribusi besar terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) dimana kuartal II 2020 tumbuh hingga mencapai 16,24 persen (q to q), dan kuartal III masih tumbuh 2,15 persen.

"Tidak hanya PDB yang positif tapi juga ekspor meningkat. Selama beberapa bulan ini secara nasional tumbuh positif dibandingkan tahun lalu. Misal bulan September 2020 dibanding September tahun lalu tumbuh 16,2 persen dan bulan-bulan sebelumnya juga positif," jelas dia.

"Periode Januari sampai September kontribusi nilai ekspor pertanian mencapai Rp 304 triliun, naik sekitar 10 persen. Begitu pula dengan Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Oktober sebesar 102 dan mulai membaik walaupun fluktuasi tiap bulannya," pinta Suwandi.


Infografis Protokol Kesehatan

Infografis Protokol Kesehatan Vaksin Terbaik
Infografis Protokol Kesehatan Vaksin Terbaik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya