Gara-Gara Pandemi Covid-19, Indeks Pembangunan Manusia 2020 Alami Perlambatan

Perlambatan pertumbuhan IPM tahun 2020 sangat dipengaruhi oleh turunnya rata-rata pengeluaran per kapita yang disesuaikan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 15 Des 2020, 13:29 WIB
Diterbitkan 15 Des 2020, 13:29 WIB
FOTO: Indonesia Dipastikan Alami Resesi
Warga mengenakan masker berjalan di pedestrian Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (5/11/2020). BPS mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 minus 3,49 persen, Indonesia dipastikan resesi karena pertumbuhan ekonomi dua kali mengalami minus. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Temuan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan adanya perlambatan pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2020 dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, hal ini dipengaruhi oleh pandemi covid-19 yang melanda Tanah Air.

IPM Indonesia tahun 2020 tercatat sebesar 71,94, atau tumbuh 0,03 persen (meningkat 0,02 poin) dibandingkan capaian tahun sebelumnya.

“Kenaikan yang sangat tipis ini memang tidak biasa karena kenaikan pada tahun-tahun sebelumnya, setiap tahun IPM biasanya meningkat sekitar 0,5 sampai 0,6 (persen). Tetapi pada tahun 2020 hal itu tidak terjadi, IPM hampir flat. Salah satu penyebabnya karena ada Covid-19,” ujar Suhariyanto dalam video konferensi, Selasa (15/12/2020).

Perlambatan pertumbuhan IPM tahun 2020 sangat dipengaruhi oleh turunnya rata-rata pengeluaran per kapita yang disesuaikan. Indikator ini turun dari Rp 11,30 juta pada 2019 menjadi Rp 11,01 juta pada 2020.

“Pandemi yang melanda Indonesia sejak awal Maret 2020 ini mengakibatkan banyak masyarakat yang mengalami penurunan pendapatan. Sehingga pengeluaran per kapita mengalami penurunan,” kata Suhariyanto.

Dari sisi pendidikan, pada 2020 anak-anak berusia 7 tahun memiliki harapan dapat menikmati pendidikan selama 12,98 tahun atau hampir setara dengan lamanya waktu untuk menamatkan pendidikan hingga setingkat Diploma I.

Angka ini meningkat 0,03 tahun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 12,95 tahun. Selain itu, rata-rata lama sekolah penduduk umur 25 tahun ke atas juga masih meningkat 0,14 tahun, dari 8,34 tahun pada tahun 2019 menjadi 8,48 tahun pada tahun 2020

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Sisi Kesehatan

Mencegah Stunting dengan Pemeriksaan Rutin Kehamilan di Puskesmas
Ibu hamil berkonsultasi dengan dokter di Puskesmas Kecamatan Jatinegara, Jakarta, Kamis (26/11/2020). Pemeriksaan rutin kehamilan secara teratur untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak dalam kandungan merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah stunting. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Dari sisi kesehatan, bayi yang lahir pada tahun 2020 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 71,47 tahun, lebih lama 0,13 tahun dibandingkan dengan mereka yang lahir pada tahun sebelumnya.

“Umur harapan hidup pada tahun 2020 ini masih meningkat 0,13 tahun. Ini bisa terlihat dari berbagai indikator yangs angat mensuport umur harapan hidup,” kata Kecuk.

Indikator tersebut diantaranya adalah persentase rumah tangga yang bisa mengakses air minum layak, mengalami peningkatan dari tahun 2019 ke tahun 2020. Kemudian persentase perkawinan dini juga mengalami penurunan dari tahun 2019 ke tahun 2020.

Juga tingkat morbiditas yang mengalami penurunan. “Sehingga pada tahun 2002 unini umur harapan hidup masih meningkat 0,13 tahun,” pungkas dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya