Kebutuhan Riil Minimum Vaksin Covid-19 di Indonesia Capai 350 Juta Dosis

Saat ini jumlah penduduk Indonesia mencapai 268,5 juta jiwa. Maka kebutuhan riil minimum akan vaksin Corona 350 juta dosis vaksin.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Des 2020, 17:30 WIB
Diterbitkan 25 Des 2020, 17:30 WIB
FOTO: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Kuartal III 2020 Masih Minus
Pemandangan deretan gedung dan permukiman di Jakarta, Rabu (1/10/2020). Meski membaik, namun pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 masih tetap minus. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua MPR Bambang Soesatyo mengatakan, rencana vaksinasi covid-19 di beberapa negara memberi harapan. Namun, kesedihan dan rasa takut akan pandemi Covid-19 dipastikan berlanjut. Setidaknya hingga paruh pertama 2021 yang akibat ketidakseimbangan antara kapasitas produksi vaksin Corona dengan kebutuhan dunia.

"Kesedihan dan takut akan pandemi Covid-19 dipastikan berlanjut setidaknya hingga paruh pertama 2021," kata Bambang dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (25/12/2020).

Berdasarkan total populasi dunia tercatat ada 7,8 miliar jiwa. Untuk vaksinasi minimal dibutuhkan 16 miliar dosis vaksin Covid-19. Sedangkan kapasitas produksi global hingga 2021 diperkirakan hanya 8,4 miliar dosis.

Kebutuhan riil minimum vaksin corona di Indonesia juga cukup besar. Saat ini jumlah penduduk Indonesia mencapai 268,5 juta jiwa. Maka kebutuhan riil minimum akan vaksin Corona sebanyak 350 juta dosis vaksin.

"Asumsinya, 70 persen dari total penduduk Indonesia harus dua kali disuntik vaksin corona agar tercapai target kekebalan komunitas atau herd immunity," tutur Bambang.

Sementara itu, di penghujung tahun 2020 pemerintah baru mengamankan 270 juta dosis vaksin dari sejumlah produsen. Meski tidak mudah, semua pihak berharap pemerintah mampu memenuhi kebutuhan minimum itu.

"Jelas bahwa ini bukanlah pekerjaan yang mudah karena vaksin corona kini menjadi produk kesehatan yang sangat dibutuhkan dan diperebutkan oleh semua negara," sambung dia. Dia melanjutkan semua pihak pasti berharap agar target minimal dari vaksinasi harus terwujud. Alasannya, pencapaian itu akan membangkitkan kepercayaan diri masyarakat. Sekaligus menjadi modal dasar bersama untuk segera bekerja memulihkan perekonomian keluar dari zona resesi.

Bambang menambahkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dinilai bisa membuat Indonesia memiliki modal tambahan untuk mengakselerasi pemulihan. "Hadirnya Omnibus Law Cipta Kerja mencerminkan keberanian negara, karena diundangkan pada masa-masa sulit akibat pandemi," imbuhnya.

Pemulihan ekonomi dan semua aspek kehidupan bersama sangat bergantung pada sukses program vaksinasi itu. Maka, partisipasi semua elemen masyarakat menyukseskan program vaksinasi menjadi sangat penting. Apalagi, pemerintah sudah memutuskan pemberian hak vaksinasi kepada semua orang, tanpa kecuali dan tidak dipungut biaya alias gratis.

Sambil menunggu jadwal vaksinasi, Bambang meminta semua pemerintah daerah segera mensosialisasikan program tersebut. Pemda harus memastikan vaksinasi di daerah akan berjalan dengan baik dan mencapai target.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Resesi

Prediksi BI Soal Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Depan
Pekerja tengah mengerjakan proyek pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Sabtu (15/12). Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019 mendatang tidak jauh berbeda dari tahun ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Mantan Ketua DPR ini menilai semua beban persoalan tahun 2020, disebabkan ancaman dari pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. Dampak resesi ekonomi diperkirakan masih akan menyelimuti kehidupan semua elemen setidaknya hingga sepanjang paruh pertama 2021.

Meski sudah muncul harapan akan membaiknya keadaan berkat hadirnya vaksin corona, namun kewaspadaan dan kepatuhan pada protokol kesehatan (prokes) harus tetap terjaga. Sejarah tentang pandemi global telah membuktikan bahwa tragedi kemanusiaan yang disebabkan oleh penularan virus seperti SARS-CoV-2 sekarang ini, pada waktunya nanti akan melemah dan tragedi sekarang ini akan berakhir.

Catatan tentang tragedi kemanusiaan akibat penularan flu Spanyol yang mematikan pada 1918 dinyatakan berakhir pada 1920. Kata Bambang, SARS-CoV-2 bisa saja akan tetap ada, tetapi akal budi manusia akan mampu melumpuhkan keganasan virus ini.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya