Hobi Ngopi Antarkan Albert buka Kedai Kopi Beromzet Rp 25 Juta Sebulan

Nama Kopi Kura berasal dari Bahasa Maori Selandia Baru, yang artinya sekolah.

oleh Tira Santia diperbarui 28 Des 2020, 14:01 WIB
Diterbitkan 28 Des 2020, 13:45 WIB
Kopi Kura. Dok
Kopi Kura. Dok

Liputan6.com, Jakarta Tren konsumsi kopi di dalam negeri sedang meningkat. Alhasil, kedai kopi menjamur di Indonesia. Banyak pelaku usaha baru yang bermunculan menjual minuman kopi. Salah satunya, Albert (31 tahun) yang memulai usaha kedai kopi pada Agustus 2019 dengan nama “Kopi Kura.

“Mulainya dari Agustus 2019. Karena diawali dengan hobi lalu diajak teman untuk buka coffee shop lantaran punya hobi yang sama. Kurang lebih modalnya Rp 100 juta,” kata Albert kepada Liputan6.com, Senin (28/12/2020).

Nama Kopi Kura berasal dari Bahasa Maori Selandia baru. Kata “Kura” artinya sekolah, yang mana tujuan didirikan kedai kopi ini untuk mengedukasi konsumen terkait kopi indonesia yang memiliki kualitas yang tidak kalah dengan kopi-kopi internasional lainnya.

“Kita pikir coffee shop itu harus menjadi sebuah tempat yang bisa mengedukasi dalam meminum kopi,” ujar dia.

Kopikura adalah kedai kopi yang menyajikan segelas kopi dengan biji kopi pilihan dan dengan mesin espresso. Kopikura memiliki beberapa menu andalan seperti latte, americano, kura brown (kopi susu gula merah), red velvet, chocolate, matcha.

Harga 1 cups kopi bervariasi mulai dari Rp 12 ribu hingga Rp 25 ribu, selain itu Kopi Kura tidak hanya menjual kopi dalam bentuk cups saja, melainkan juga menjual kopi dalam bentuk botol ukuran 250 ml.

Meskipun kedai kopi menjamur di manapun apalagi di Jakarta banyak sekali kedai kopi, Kendati begitu dirinya mengklaim jika kopi kura itu berbeda, yakni dalam hal penyajiannya kopi disangrai dan dimasak sendiri.

Selain itu, dari segi rasa kopi kura milik Albert ini tidak menghilangkan rasa kopi aslinya. Sehingga perpaduan antara kopi, susu dan lainnya bisa menyatu dengan baik sehingga menciptakan rasa yang unik.

“Kita kalau diminum dengan susu itu kopinya masih nendang banget tidak menghilangkan rasa kopinya, jadi rasanya lebih ngeblend. Kalau kopi yang lain kadang gak kerasa kopinya, kalau kopi kura terasa karena tujuannya ingin mengedukasi kepada pelanggan tentang rasa kopi yang sebenarnya,” jelasnya.

 

Saksikan Video Ini

Omzet

Biji Kopi
Ilustrasi Foto Biji Kopi (iStockphoto)

Albert mengatakan kedai kopi miliknya yang berada di Taman Palem Lestari Blok C5, Jakarta Barat, dalam sehari bisa terjual 40 cups. Namun semenjak adanya pandemi covid-19 penjualan menurun menjadi 15-20 cups kopi saja per hari.

Sehingga yang biasanya omzetnya mencapai Rp 25 juta per bulan sebelum pandemi covid-19, kini menjadi belasan juta saja. Hal itu dipengaruhi penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta.

Saat ini Albert bersama satu temannya baru memiliki 5 pekerja di kedai kopinya tersebut. Ke depan, dia berharap bisa membuka cabang lain di Jakarta Utara untuk memperluas usahanya dan lebih banyak menjangkau pelanggan.

“Kita ada wacana Januari atau Februari akan buka cabang coffee shop baru di daerah Jakarta Utara Sunter. Kedepannya ingin membuat banyak variasi kopi lagi untuk pecinta kopi,” jelas dia.

Apalagi jika dirinya berkesempatan mendapatkan dapur gratis dari Everplate, Kopi Kura bisa dikenal luas oleh masyarakat selain di Jakarta Barat.

Dengan bekerjasama dengan Everplate, dirinya optimis usahanya bisa berkembang dengan pesat karena didukung oleh Everplate.

Demikian Albert berpesan kepada generasi cuan lainnya, apalagi bagi yang sedang merintis atau menjalankan usaha dibidang makanan dan minuman, agar selalu mengutamakan konsistensi rasa.

“Yang penting dari rasa harus konsisten terus berinovasi saja agar brand kita lebih banyak dikenal lagi oleh banyak orang,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya