Sepanjang 2020, Penumpang Paling Banyak Komplain soal Lion Air ke YLKI

Lion Air menjadi pelaku usaha sektor transportasi yang mendapat komplain paling banyak dengan persentase 18,7 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Jan 2021, 13:15 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2021, 13:15 WIB
Boeing 737 MAX-8 pertama di Indonesia yang dioperasikan oleh Lion Air.
Boeing 737 MAX-8 pertama di Indonesia yang dioperasikan oleh Lion Air.

Liputan6.com, Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memaparkan profil pengaduan konsumen tahun 2020. Sektor transportasi mendapatkan pengaduan dari masyarakat dengan persentase 3,9 persen dari total aduan masyarakat di tahun 2020 sebanyak 3.692 aduan.

Adapun, Lion Air menjadi pelaku usaha sektor transportasi yang mendapat komplain paling banyak dengan persentase 18,7 persen.

"Disusul Citilink, lalu ada Garuda Indonesia juga sebesar 12,5 persen (masing-masing)," ujar Kepala Bidang Pengaduan YLKI Warsito Aji dalam paparannya secara virtual, Jumat (8/1/2021).

Selain industri penerbangan, pelaku usaha di industri transportasi lain juga mendapatkan aduan dengan persentase 12,5 persen, yaitu PT Kereta Api Indonesia (KAI), Sriwijaya Air dan Transjakarta. Kemudian maskapai AirAsia, Kapal Pelni dan PO Sinar Jaya mendapat aduan masing-masing sebesar 6,25 persen.

Aji menjelaskan, sebagian besar konsumen mengeluhkan masalah refund tiket di layanan transportasi yang mereka pilih (62,5 persen).

"Seperti yang disebutkan pak Tulus (Ketua Harian YLKI), memang masalah refund ini juga menjadi aduan yang cukup banyak, karena banyak kasus seperti refund tiket yang sangat lama uangnya belum kunjung diterima sampai berbulan-bulan, 5-6 bulan," ujar Aji.

Sementara, keluhan lain yang disampaikan ialah informasi keberangkatan sebesar 12,5 persen, lalu info penerbangan penumpukan penumpang, reschedule dan info lainnya masing-masing 6,25 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pengaduan Konsumen Melonjak Capai 3.692 Keluhan di 2020, Soal Apa Saja?

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia. Dok YLKI

Ketua Pengurus Harian YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) Tulus Abadi memaparkan, pada tahun 2020, pengaduan konsumen meningkat total menjadi 3.692.

Angka ini naik secara signifikan dari tahun sebelumnya sebanyak 1.871 pengaduan. Pengaduan ini terdiri dari pengaduan kelompok dan individu.

"Pengaduan kelompok ini meningkat dari 1.308 menjadi 3.290 pengaduan, lalu individual menjadi 402 pada 2020," jelas Tulus dalam konferensi pers YLKI secara virtual, Jumat (8/1/2021).

Tulus mengatakan, karakter pengaduan konsumen pada tahun ini masih sama dengan karakter pengaduan konsumen dalam rentang waktu 5 tahun ke belakang.

Tulus menjelaskan, ada 5 konteks pengaduan yang menduduki peringkat teratas. Mengutip data YLKI, lingkup yang dimaksud mencakup produk jasa keuangan sebesar 33,50 persen, e-commerce 12,70 persen, telekomunikasi 8,30 persen, kelistrikan 8,20 persen dan perumahan 5,70 persen.

Tulus bilang, pengaduan tentang obat, produk vitamin dan alat kesehatan meningkat di 3 bulan pertama di masa pandemi.

"Pengaduan yang dimaksud berkaitan dengan harga produk kesehatan yang melonjak, kelangkaan produk atau produk. palsu," jelasnya.

Sementara, konsumen mengadukan keluhan mereka melalui beberapa saluran, seperti email sebesar 50 persen, website 26 persen, datang langsung 12 persen, tembusan 9 persen dan surat langsung 3 persen (data profil pengaduan konsumen YLKI). 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya