Harga Minyak Tembus USD 60 per Barel Didukung Pemangkasan Pasokan

Harga minyak Brent dan WTI telah naik lebih dari 60 persen sejak awal November 2020.

oleh Andina Librianty diperbarui 09 Feb 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2021, 08:00 WIB
ilustrasi tambang migas
Harga minyak Brent dan WTI telah naik lebih dari 60 persen sejak awal November 2020. (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta) ke level tertinggi dalam lebih dari 1 tahun. Pendorong kenaikan harga minyak adalah pemotongan pasokan dan harapan akan stimulus AS.

Mengutip CNBC, Selasa (9/2/2021), harga miyak mentah Brent naik 2,06 persen dan menetap di angka USD 60,56 per barel. Sementara harga minyak US West Texas Intermediate naik 1,97 persenke level USD 57,97 per barel.

Kedua benchmark tersebut berada di level tertinggi sejak Januari 2020.

“Berhasil menembus USD 60 lagi terasa seperti semangat baru setelah perjuangan panjang,” kata wakil presiden pasar minyak Rystad Energy Paola Rodriguez Masiu.

“Ini menawarkan perasaan normal kembali.” tambah dia.

Harga minyak Brent dan WTI telah naik lebih dari 60 persen sejak awal November 2020. Optimisme seputar distribusi vaksin virus corona Covid-19 serta pengurangan produksi dari anggota OPEC+ telah mendorong harga minyak.

“Tampaknya ada perubahan paradigma di pasar,” kata analis senior Price Futures Group Chicago, Phil Flynn.

“Ada perasaan bahwa kelebihan pasokan minyak menghilang lebih cepat dari yang diperkirakan siapa pun.” kata dia.

Arab Saudi menjanjikan untuk memotong pasokan lebih besar pada Februari dan Maret menyusul pengurangan yang telah dilakukan oleh anggota OPEC+.

Ekonom OCBC Howie Lee mengatakan, eksportir utama dunia Arab Saudi mengirimkan sinyal yang sangat bullish minggu lalu ketika mempertahankan harga minyak mentah bulanan ke Asia. Mereka tidak mengubah harga meskipun ada ekspektasi untuk pemotongan kecil.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kondisi Pasar AS

Ilustrasi tambang migas
Harga minyak Brent dan WTI telah naik lebih dari 60 persen sejak awal November 2020. (iStockPhoto)

Investor saat in itengah mengawasi paket bantuan COVID-19 senilai USD 1,9 triliun di Amerika Serikat yang diharapkan akan disahkan segera bulan ini.

Harapan bahwa ekspor minyak Iran akan segera kembali ke pasar telah berkurang, mendukung harga minyak.

Presiden AS Joe Biden mengatakan Amerika Serikat tidak akan mencabut sanksi terhadap Iran untuk bisa berunding kembali.

sementara Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan semua sanksi harus dicabut terlebih dahulu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya