Jalin Perjanjian Dagang dengan Mozambik, Indonesia Untung Besar

Wamendag membuka sosialisasi Perjanjian Perdagangan Indonesia-Mozambique PTA di Bandung, Rabu (17/2/2021).

oleh Tira Santia diperbarui 18 Feb 2021, 13:00 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2021, 13:00 WIB
Wamendag Jerry Sambuaga
Wamendag Jerry Sambuaga dengan Managing Director for Asia Pacific EEAS

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan bahwa Indonesia menikmati keuntungan berlipat dari perjanjian perdagangan dengan Mozambik. Hal ini dikatakan oleh Wamendag saat membuka sosialisasi Perjanjian Perdagangan Indonesia-Mozambique PTA di Bandung Rabu ini.

Keuntungan pertama dari perjanjian itu, menurut Jerry adalah perluasan pasar. Selain memanfaatkan pasar negara itu, Mozambik juga bisa jadi pintu masuk bagi pasar produk Indonesia di kawasan Afrika bagi selatan dan tengah.

Mozambik sendiri mempunyai penduduk sekitar 30,37 juta jiwa. Negara itu juga secara ekonomi terus berkembang didukung oleh kondisi politik yang relatif stabil. Produk utama ekspor Indonesia ke Mozambik selama ini didominasi oleh produk kelapa sawit, asam lemak, sabun dan kertas.

Ke depan diharapkan makin banyak diversifikasi produk Indonesia ke negara itu. Salah satu yang disasar adalah produk farmasi, alas kaki, furniture, otomotif dan lain-lain. Untuk produk farmasi misalnya, Indonesia menikmati keuntungan bea masuk yang sebelumnya 40 persen menjadi 0 persen.

“Peluang pasarnya besar sekali. Bukan hanya di Mozambik itu sendiri, tetapi diharapkan akan meluas juga ke negara di sekitarnya. Jadi ini semacam pintu masuk. Jika memungkinkan kita bisa juga ke depan membuka perjanjian dengan negara sekitar Mozambik," tegas Wamendag, Kamis (18/2/2021)

Keuntungan keduanya menurut Wamendag adalah memperluas kemungkinan untuk mendapatkan bahan baku industri. Dalam hal industri pemintalan dan industri tekstil misalnya, Indonesia bisa memanfaatkan pasokan kapas dari Mozambik. Dengan demikian, Indonesia tidak lagi tergantung terhadap pasokan kapas dari negara-negara pemasok tradisional seperti China dan Amerika Serikat.

Menurut Wamendag negara-negara pemasok bahan baku alternatif ini juga merupakan bagian penting strategi perdagangan dan ekonomi Indonesia.

“Intinya kan dalam perdagangan perlu ada keseimbangan hubungan. Jangan sampai kita terlalu tergantung, baik dari segi pasar maupun pemasok bahan baku. Akan sangat baik jika dalam perdagangan internasional makin terbuka sehingga fair trade sebagai bagian dari free trade akan terwujud,” papar Wamendag.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Peluang Pengusaha Bandung

Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga. (Foto: Biro Humas Kemendag)
Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga. (Foto: Biro Humas Kemendag)

Mengingat keuntungan ganda itu, Wamendag berharap para pengusaha, termasuk yang beroperasi di Bandung memanfaatkan secara optimal Indonesia-Mozambique PTA.

Bandung sendiri dipilih sebagai salah satu tempat sosialisasi karena di kota itu ada banyak industri farmasi, tekstil, alas kaki, dan industri kreatif lainnya.

Sementara itu, Anggota DPR Herman Khaeron (Fraksi Demokrat) dan Mukhtarudin (Fraksi Golkar) mendukung program-program Kemendag termasuk sosialisasi perjanjian perdagangan.

Menurut Herman Khoiron, pasar Afrika punya potensi yang cukup besar mengingat perkembangan sosial ekonomi dan politik di Kawasan itu.

Sementara Mukhtaruddin menegaskan bahwa perluasan ekspor akan memberikan kontribusi bagi penguatan perekonomian nasional. Kedua anggota DPR itu berharap agar perjanjian dengan Mozambik juga meningkatkan kontribusi UMKM dalam kegiatan ekspor, khususnya di pasar Afrika bagian tengah dan selatan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya