Liputan6.com, Jakarta - Aliansi Vaper Indonesia (AVI), yang menaungi konsumen produk Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya (HPTL), meminta pemerintah untuk tetap mempertahankan label peringatan kesehatan pada produk HPTL seperti rokok elektrikyang sudah ada saat ini.
Informasi yang tertera pada label peringatan kesehatan tersebut dinilai sudah berdasarkan fakta dan bersifat informatif bagi para konsumen.
Baca Juga
Ketua AVI Johan Sumantri menyatakan meskipun produk HPTL memiliki risiko yang lebih rendah daripada rokok, produk tersebut tidak bebas risiko dan mengandung nikotin yang dapat menyebabkan ketergantungan.
Advertisement
Fakta tersebut sudah dikomunikasikan kepada para konsumen melalui pelekatan label peringatan kesehatan yang digunakan saat ini. Ia menilai, akurasi informasi pada kemasan sangat penting, mengingat produk HPTL sudah banyak tersedia di pasar, seperti misalnya kantong nikotin, produk tembakau yang dipanaskan, dan vape.
“Informasi yang ada pada label peringatan kesehatan produk HPTL saat ini sudah tepat. Selain keterangan tersebut, teman-teman di komunitas aktif melakukan edukasi tentang cara penggunaan produk secara bijak, serta saling mengingatkan tentang dampak nikotin yang dapat menyebabkan ketergantungan,” jelasnya, Senin (1/3/2021).
Johan melanjutkan pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai serta instansi terkait mengenai label peringatan kesehatan produk HPTL agar tidak akan menggunakan gambar peringatan kesehatan seperti pada rokok. Hal ini dapat berakibat pada penyampaian informasi yang salah kepada konsumen.
“Saya setuju harus ada peringatan (kesehatan) itu, tapi harus berbeda. Sudah ada penelitian di banyak negara yang mengatakan produk HPTL minimal 95 persen lebih rendah bahaya dari rokok. Memang produk ini tidak 100% aman, jadi informasinya dapat berfokus pada dampak nikotin yang adiktif,” katanya.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kajian Ilmiah
Sebelumnya, Ketua Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) Aryo Andrianto mendorong pemerintah untuk melakukan kajian ilmiah komprehensif guna membuktikan klaim industri bahwa produk HPTL memiliki profil risiko yang lebih rendah daripada rokok.
Dengan demikian, pemerintah memiliki dasar dan acuan yang tepat dan teruji dalam menentukan kebijakan yang adil terkait peringatan kesehatan bagi produk-produk HPTL. Pemerintah juga berperan dalam mengedukasi hasil penelitian tersebut ke masyarakat.
“Hasil riset resmi dari pemerintah itu harus disebarluaskan ke masyarakat biar masyarakat tahu, oh ini memang risikonya segini, yaitu menyebabkan ketergantungan karena mengandung nikotin,” pungkas Aryo.
Advertisement