Punya Embung, Purwakarta Siap Hadapi Kemarau Tahun Ini

Petani di Purwakarta optimis menyambut musim tanam periode April-September (Asep) di tahun ini, atau saat musim kemarau karena keberadaan embung.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Mar 2021, 13:48 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2021, 13:48 WIB
Embung di Purwakarta
Embung di Purwakarta. (Dok. Kementerian Pertanian)

Liputan6.com, Jakarta - Petani di Purwakarta optimis menyambut musim tanam periode April-September (Asep) di tahun ini, atau saat musim kemarau. Itu seiring keberadaan pembangunan embung yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP).

Kementan meminta petani dapat memaksimalkan bangunan embung pertanian yang telah terbangun untuk peningkatan luas tanam mendukung program LTT Jawa Barat.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, embung yang dibangun adalah respons dari upaya peningkatan luas tanam padi maupun jagung dan kedelai yang artinya untuk dapat meningkatkan luas tanam maka pemerintah wajib menjamin ketersediaan air yang cukup.

Menurutnya, pada sektor agrikultur, keberhasilan sistem pertanian tidak lepas dari sistem irigasi yang baik. Oleh karena itu, pemerintah harus mampu menjamin ketersediaan air yang cukup.

“BMKG memperkirakan fenomena La Nina masih akan berlangsung setidaknya hingga Mei 2021. Berdasarkan peta peringatan dini kekeringan meteorologis BMKG pemutakhiran data tanggal 22 Februari 2021, tidak ada daerah yang terdampak kekeringan saat ini. Namun petani diharapkan untuk tetap memaksimalkan water management jika kemungkinan muncul potensi ancaman gagal panen,” ujar Mentan SYL, Selasa (2/3/2021).

Imbauan serupa disampaikan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy. Water management langkah yang baik untuk memastikan ketersediaan air selama kemarau.

"Kita sarankan petani untuk memaksimalkan pemanfaatan air melalui bangunan konservasi air berupa embung atau dam parit atau long storage,” tuturnya.

Sarwo Edhy menambahkan, dengan teknik pemanenan air hujan dan atau aliran permukaan pada musim hujan sebagai suplesi air irigasi pada saat terjadi krisis air di musim kemarau.Harapannya, pembangunan embung pertanian mampu memenuhi target luas tambah tanam dan peningkatan produktivitas tanaman pangan.

Pembangunan embung yang dilakukan Ditjen PSP melalui Direktorat Irigasi Pertanian sangat dirasakan manfaatnya oleh petani yang tergabung di Kelompok Tani Tirta Surya Pertiwi, Desa Pasirangin, Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta. Mereka pun bisa melakukan tiga kali tanam setelah terbangunnya embung sejak bulan November 2020 lalu.

Direktur Irigasi Pertanian, Ditjen PSP Rahmanto pun terus berupaya mendorong agar embung yang sudah terbangun harus bisa termanfaatkan untuk melayani minimal 25 ha target lahan terairi.

"Sehingga mampu berkontribusi dalam mendukung visi dan misi kementerian pertanian dalam peningkatan ketahanan pangan nasional," ujarnya.

 

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Embung Pertanian

Keberadaan Embung Berhasil Tingkatkan Produktivitas Padi di Poso
Bangunan air seperti embung dan dam parit akan bermanfaat meskipun debit air kecil, air masih bisa dialirkan ke sawah-sawah petani.

Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, Sri Jaya Midan, mengucapkan terima kasih kepada Kementan melalui Direktorat Irigasi Pertanian-Ditjen PSP atas dukungan kegiatan embung pertanian yang dialokasikan kepada petani di wilayah Kabupaten Purwakarta tahun 2020.

Dikatakannya, kegiatan tersebut sejalan dengan program Bupati Purwakarta dalam memaksimalkan pengembangan daerah cetak sawah baru seluas 75 Ha sebagai upaya penanganan alih fungsi lahan.

“Tentunya perlu dukungan bangunan konservasi air berupa embung sebagai upaya pengembangan sumber air lokal yang bersumber dari mata air yang berpotensi sebagai suplesi air irigasi untuk lahan cetak sawah baru tersebut,” tutur Midan.

Pemerintah Purwakarta konsentrasi dalam mengupayakan pengembangan sumber air lokal. Hadyanto Purnama, kepala bidang sumberdaya pertanian, mengungkapkan persoalan sumber daya pertanian di Purwakarta.

Mengingat luas lahan baku sawah Purwakarta saat ini seluas 18.071 ha dan keseluruhannya merupakan daerah non irigasi teknis tentunya dukungan kegiatan embung pertanian sebagai upaya konservasi air sangatlah diperlukan untuk tetap surplus sebagai penyedia pangan wilayah Jawa Barat.

"Melalui Teknik panen air pada bangunan embung, masalah kekurangan air di lahan sawah Kelompok Tani Tirta Surya Pertiwi dan sekitarnya terjawab. Embung terbukti mampu mengoptimalkan aliran air dari mata air Cibadak, sangat ideal sebagai upaya konservasi air yang tepat guna," ujar Hadi.

Ketua Kelompok Tani Tirta Surya Pertiwi, Dede Mulyana pun mengakui jika embung memiliki dampak yang sangat positif bagi mereka dan juga petani lainnya di sekitar lokasi bangunan embung.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pertanian khususnya Ditjen PSP yang telah mengalokasikan bantuan berupa Embung melalui Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta pada tahun 2020 lalu. Embung yang telah terbangun sangat membantu kami para petani di sekitar wilayah Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan untuk melakukan tiga kali tanam yang sebelumnya hanya mampu untuk dua kali tanam,” tutur Dede Mulyana.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya