Digitalisasi Layanan KAI Disebut Jadi yang Tersukses di BUMN

Transformasi PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI di era digital merupakan tahapan yang sangat monumental.

oleh Andina Librianty diperbarui 02 Mar 2021, 14:41 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2021, 14:41 WIB
Logo baru PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI
Logo baru PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI (dok: KAI)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio, mengatakan transformasi PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI di era digital merupakan tahapan yang sangat monumental. Transformasi digital ini mengubah banyak hal di perkeretaapian Indonesia. Bahkan, bisa dikatakan transformasi digital KAI menjadi salah satu yang tersukses di bandingkan BUMN lainnya.

"Transformasi yang kemungkinan sulit diulangi. Saatnya waktu itu memang pas, sekarang kita harus coba memberikan apa lagi supaya lompatan untuk PT KAI menjadi fenomenal kembali karena zaman berbeda, caranya berbeda," tutur Agus dalam Webinar Nasional: Mengenang Transformasi Kereta Api di Era Digital pada Selasa (2/3/2021).

Menurut Agus, transformasi kereta api di era digital harus dilakukan. Digitalisasi ini antara lain bertujuan untuk meningkatkan pelayanan, mengawasi kinerja pegawai KAI, menghilangkan calo tiket, serta meningkatkan pendapatan.

"Dengan teknologi digital terbukti operasional KAI dapat dikendalikan lebih efisien, lebih profitable, dan keselamatan meningkat," jelasnya.

Melalui digitalisasi pula, katanya, masyarakat teredukasi untuk menjadi penumpang yang baik.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Masa Sebelum Digitalisasi

Logo baru PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI
Logo baru PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI (dok: KAI)

Sebelum digitalisasi, kondisi KAI sebagai angkutan massal seadanya dengan kualitas pelayanan dan keselamatan rendah. Hal terpenting sebelumnya, hanya masyarakat dipastikan bisa terangkut.

"Peralatan operasi seperti lokomotif dan gerbong sudah tua semua, tidak terawat. Kondisi dan keamanan stasiun dahulu buruk," tutur Agus.

Selain itu sebelum transformasi, pendapatan dari tiket dan barang sulit diukur karena disiplin dan integritas manajemen rendah.

Agus juga menyoroti motivasi SDM untuk maju dan berkembang dahulu juga masih rendah.

"Etika dan disiplin penumpang dahulu juga buruk. Ini semua kondisi sebelum bertransformasi, maka bertransformasi lah KAI," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya