Syarat Menhub untuk Jepang Bangun Kereta Cepat: Jakarta ke Surabaya Kurang dari 6 Jam

Menhub Budi Karya Sumadi, menginginkan waktu tempuh kereta semi cepat Jakarta-Surabaya bisa dipercepat.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Mar 2021, 20:15 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2021, 20:15 WIB
ALFA-X,desain kereta cepat terbaru Jepang yang mampu melaju hingga 400 kilometer per jam (AFP/JIJI Press)
ALFA-X,desain kereta cepat terbaru Jepang yang mampu melaju hingga 400 kilometer per jam (AFP/JIJI Press)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, menginginkan waktu tempuh kereta semi cepat Jakarta-Surabaya bisa dipercepat. Ia ingin waktu tempuh layanan transportasi tersebut bisa kurang dari 6 jam

Budi Karya mengatakan pemerintah sedang berbicara intensif dengan Jepang terkait hal tersebut. Saat ini, waktu tempuh kereta semi cepat Jakarta-Surabaya sekitar 9-10 jam.

"Kami tengah berbicara intensif dengan Jepang untuk meningkatkan lagi pelayanan dari Jakarta ke Surabaya dengan kereta semi cepat yang kurang dari 6 jam," kata Budi saat meninjau Stasium Jatinegara pada Sabtu (20/3/2021).

Budi pun menekankan Dirjen Kereta Api untuk memperhatikan hal tersebut agar bisa terealisasi.

Menurut Budi, pemerintah telah mengalokasikan dana yang besar untuk pengembangan kereta api. Pemerintah menugaskan Dirjen Kereta Api untuk menyiapkan seluruh prasarana kereta api, sementara PT KAI melaksanakan dengan mengadakan sarana.

"Saya sampaikan terima kasih kepada pak Presiden, Ibu Sri Mulyani, dimana satu tahun itu Dirjen Kereta Api dialokasikan kurang lebih Rp 10-17 triliun," tutur Budi.

Selain itu, proyek Double-Double Track (DDT) dari Manggarai hingga Cikarang juga membutuhkan anggaran yang besar, yaitu lebih dari Rp 5 triliun. Pembangunan DDT ini sudah tuntas sampai Bekasi, Jawa Barat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Rampungkan Struktur Layang Terpanjang

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) kembali menuntaskan salah satu pekerjaan struktur layang (elevated) yang merupakan titik kritis pembangunan di area Bekasi. (Dok KCIC)
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) kembali menuntaskan salah satu pekerjaan struktur layang (elevated) yang merupakan titik kritis pembangunan di area Bekasi. (Dok KCIC)

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) kembali menuntaskan salah satu pekerjaan struktur layang (elevated) yang merupakan titik kritis pembangunan di area Bekasi. Tepatnya di Km 21+156 Tol Jakarta-Cikampek arah Jakarta.

Berbeda dengan yang lainnya, struktur elevated bertipe continuous beam ini merupakan konstruksi terpanjang di proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan diklaim memiliki kesulitan yang tinggi.

Pasalnya, rangkaian jembatan sepanjang km tersebut dikonstruksikan melintasi jembatan cable-stayed Grand Wisata yang melintang diatas akses ramp jalan Tol Jakarta-Cikampek.

Adapun jarak vertikal antara bagian bawah box girder ke cable-stayed Grand Wisata hanya terpaut 4.47 meter. Untuk itu dibutuhkan ketelitian dan sinkronisasi desain yang tepat untuk memastikan keamanan dan kualitas pekerjaan di titik tersebut yang melibatkan sedikitnya 140 pekerja.

Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Mirza Soraya menerangkan, pencapaian inimerepresentasikan kualitas dan ketelitian pekerjaan dalam membangun trase proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

"Tersambungnya struktur elevated ini merupakan bukti matangnya koordinasi untuk mendapatkan sinkronisasi yang tepat. Sehingga pembangunan yang sulit ini dapat dilaksanakan dengan lancar, aman dan zero accident," ujar Mirza, Jumat (12/3/2021).


Infografis Kereta Cepat

Infografis Kereta Cepat
Infografis Kereta Cepat
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya