Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, nilai ekspor Indonesia pada Maret 2021 mencapai USD 18,35 miliar. Angka tersebut melesat naik 20,31 persen secara bulanan (month to month/mtm) dan meroket 30,47 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan, realisasi ekspor yang meninggi tersebut terjadi berkat penyaluran barang migas dan non-migas ke pasar internasional yang naik. Namun, ia tidak menampik bahwa penurunan nilai tukar rupiah ikut memberi andil dalam performa ekspor.
Sebagai catatan, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) terdepresiasi 1,89 persen selama Maret 2021 kemarin.
Advertisement
"Betul tadi disampaikan, selama Maret kemarin ada depresiasi rupiah. Tentunya harga produk kita lebih murah, sehingga lebih kompetitif dan meningkatkan ekspor," ujar Suhariyanto dalam sesi teleconference, Kamis (15/4/2021).
Namun demikian, Suhariyanto belum mau mengklaim bahwa ucapannya tersebut 100 persen tepat. Menurut dia, Bank Indonesia selaku pembuat kebijakan moneter lebih tepat menjawabnya.
Suhariyanto juga tidak mau banyak bicara, apakah peningkatan ekspor pada Maret 2021 ini akan berpengaruh pada peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I 2021. BPS disebutnya masih mengumpulkan data, dan baru akan melaporkannya pada 5 Mei 2021.
"Kemudian realisasi ekspor ini apakah akan membuat q1 negatif, jawabannya sabar dulu. Jadi nanti jawabannya akan saya sampaikan tanggal 5 Mei, karena data kita masih belum komplit," tuturnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ini Dia Daftar Negara Tujuan Ekspor Indonesia, Mana Terbesar?
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia sebesar USD18,35 miliar pada posisi Maret 2021. Angka ini meningkat sebesar 20,31 persen, jika dibandingkan posisi bulan sebelumnya Februari yang tercatat USD15,26 miliar.
Kepala BPS, Suhariyanto mengungkapkan, peningkatan ekspor Indonesia pada Maret 2021 terjadi di beberapa negara tujuan. Di mana ekspor terbesar masih mengarah kepada Tingkok.
"Pertama ekspor kita ke Tingkok pada Maret 2021 ini meningkat sebesar USD774,6 miliar," kata pria yang kerap disapa Kecuk, dalam rilis BPS, di Kantornya, Jakarta, Kamis (15/4).
Kecuk melanjutkan, ekspor Indonesia ke India juga meningkat berada diposisi kedua setelah Tiongkok. Di mana ekspor RI ke negara anak benua tersebut mencapai USD519,5 miliar.
Peningkatan ekspor lainnya juga terjadi ke negara Amerika Serikat, Jepang, dan Singapura. Adapun masing-masing ekspor ke negara tersebut sebesar USD212,6 juta, USD177,7 juta dan USD132 juta.
Sebaliknya ke beberapa negara ekspor Indonesia juga mengalami penurunan. Penurunan terbesar terjadi pada negara tujuan Taiwan yakni minus USD111,5 juta.
Kemudian penurunan lainnya dikuti oleh negara tujuan seperti Estonia minus sebesar USD34,8 juta, Selandia Baru minus USD14,1 juta, Guinea minus USD12,4 juta dan Australia minus USD12,3 juta.
Advertisement