Liputan6.com, Jakarta Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Raden Kurleni Ukar memastikan, kunjungan wisatawan mancanegara di Tanah Air akan dibuka pada Juni-Juli 2021 mendatang. Pembukaan ini seusia dengan arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Pembukaan kunjungan wisman masih sesuai dengan rencana, sesuai arahan Presiden, Juni atau Juli," ujarnya dalam acara diskusi Mendobrak Inersia Pemulihan Ekonomi, Selasa (27/4).
Baca Juga
Meski demikian, pembukaan kunjungan wisman pada Juni-Juli tersebut masih tergantung perkembangan kondisi kasus aktif Covid-19 dan kesiapan daaerah dan industri yang akan dibuka.
Advertisement
"Ini kami melakukan pemantauan tiap minggu untuk melihat perkembangan Covid-19, kesiapan industri wisatanya, dan perkembangan kondisi zonasinya apakah sudah membaik atau tidak. Keputusan akhirnya akan didasarkan pada perkembangan tersebut," ujarnya lagi.
Dia menambahkan, untuk kesiapan pembukaan wisata pihaknya juga mengharuskan seluruh wisata lokal memenuhi segala protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.
"Ada prakondisi yang perlu dicapai, pandemi terkendali, program vakisnasi terselesaikan, sertifikasi CHSE end to end dan kesiapan industrinya untuk bisa membuka bertahap dan akan terus dievaluasi secara menyeluruh," tuturnya.
CHSE adalah penerapan protokol kesehatan yang berbasis pada Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan).
Berdasarkan catatanya pada tahun ini ada 15.015 sektor usaha pariwisata dan ekonomi yang sudah mendaftar untuk mendapatkan CHSE, yang tersebar di 34 Provinsi. Dari jumlah yang mendaftar sudah ada10.948 usaha yang melakukan submisi dalam proses CHSE dan ada 4.791 usaha yang siap disertifikasi.
"2021 akan dilanjutkan dengan target 6.300 usaha yang sertifikasi dan kerjasama dengan World Bank untuk perluasan program Sertifikasi CHSE dan melakukan program CHSE secara mandiri," jelas Kurleni.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dorong Pariwisata
Direktur Eksekutif Core Indonesia, Mohammad Faisal menambahkan, untuk mendorong pariwisata sebenarnya pemerintah masih bisa dengan mengandalkan wisatawan nusantara (Wisnus), karena demandnya terbilang cukup besar.
Selain itu, untuk mendorong industri pariwisata, potensi wisata alam perlu dioptimalkan. Faisal menyarankan agar pemerintah bisa mengoptimalkan pembukaan pariwisata alam.
"Fokus ke wisata alam yang menjauhi kerumunan yang menghindari risiko. Keunggulan kita adalah wisata alam ini. Ini arahnya bukan saja pada saat pemulihan, tapi perlu didorong ke depan," jelas Faisal.
Selain itu, pemerintah juga perlu memprioritaskan vaksinasi di daerah-daerah pariwisata. Kemudian, disarnakn untuk membuka aktivitas wisata pada zona hijau.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement