Bisnis Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Triwulan I-2021 Lampaui Target

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) terus berikhtiar untuk membukukan kinerja yang positif.

oleh Tira Santia diperbarui 19 Mei 2021, 11:15 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2021, 11:15 WIB
20160414- Kilang Pengolahan Minyak Terbesar ke-2 di Indonesia-Kalimantan- Fery Pradolo
Petugas lapangan memantau Area Tanki LPG (Spherical Tank) di kawasan kilang RU V Balikpapan, Kalimantan, Kamis (14/05). Kilang RU V merupakan kilang pengolahan minyak Pertamina terbesar ke-2 di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta Sejak menjadi perusahaan subholding Pertamina untuk bisnis refining and petrochemical (kilang pengolahan dan petrokimia), PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) terus berikhtiar untuk membukukan kinerja yang positif.

Pada triwulan pertama tahun 2021 ini, PT KPI sukses mencatatkan kinerja operasi yang jauh melampaui target RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan).

Terdapat beberapa faktor utama yang mendorong kinerja positif tersebut, antara lain optimasi kilang dan efisiensi biaya operasional. Hal itu diungkapkan Direktur Utama PT KPI, Djoko Priyono, pada acara paparan kinerja Triwulan I-2021 yang diikuti pekerja PT KPI awal Mei lalu.

Djoko mengungkapkan bahwa optimasi kilang dilakukan dengan menghasilkan produk bernilai tinggi ( high valuable product) sesuai dengan pergerakan crack spread(perbedaan antara harga minyak mentah sebagai bahan baku dan harga produk yang dihasilkan kilang).

“Optimasi kilang juga dilakukan dalam proses pengadaan crude (minyak mentah). Kita diberikan fleksibilitas dalam mengolah crude bagian negara agar dapat memberikan profitabilitas kilang yang lebih baik,” jelas Djoko dalam keterangannya, Rabu (19/5/2021).

Upaya optimasi ini menurut Djoko berhasil menjadikan imbal hasil produk atau Yield Valuable Product (YVP) di atas target. Persentase produksi produk bernilai tinggi, seperti produk bahan bakar minyak (BBM) dan petrokimia, mencapai realisasi di atas 79 persen, lebih tinggi daripada target pada RKAP sekitar 78 persen.

“Plant Availability Factor (PAF) yang merupakan indikator kehandalan operasi kilang terhadap perencanaan operasi juga berhasil kami tingkatkan menjadi hampir 100 persen, lebih tinggi daripada versi RKAP sekitar 99 persen,” terang Djoko.

Faktor kedua terkait efisiensi biaya operasi kilang, Djoko melanjutkan, pemakaian energilah yang dikendalikan hingga angkanya di bawah target RKAP.

Indeks intensitas penggunaan energi untuk produksi di kilang Pertamina atau Energy Intensity Index (EII) tercatat di angka 108,6, lebih rendah daripada yang ditetapkan pada RKAP yang hampir sebesar 109. Untuk angka realisasi EII, semakin kecil semakin baik.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Dukungan Mitra Bisnis

Pertamina menjajaki kerja sama dengan ExxonMobil
Pertamina menjajaki kerja sama dengan ExxonMobil

Kinerja positif PT KPI juga tak lepas dari dukungan mitra bisnisnya. "Kami sampaikan apresiasi kepada seluruh mitra bisnis yang telah mendukung pencapaian kinerja positif PT KPI, antara lain PT Patra Niaga yang telah menjual produk BBM berkualitas, produksi dari Kilang Pertamina. Juga kepada PT PGN yang telah memasok gas alam ke kilang-kilang Pertamina untuk proses produksi." ungkap Djoko.

Pada kesempatan itu, Djoko juga kembali menyampaikan komitmen pekerja kilang untuk bekerja keras, cerdas, tuntas dan ikhlas. “Segala ikhtiar di sisi operasional dan finansial yang menghasilkan peningkatan kinerja perusahaan ini tak lain merupakan kontribusi dari seluruh perwira atau pekerja PT Kilang Pertamina Internasional,” pungkas Djoko.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya