Kementan: Stok Gula Aman untuk 3 Bulan

Kementerian Pertanian (Kementan) menjamin ketersediaan gula nasional sejak sebelum Ramadan, Lebaran dan beberapa waktu mendatang.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 20 Mei 2021, 15:10 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2021, 15:10 WIB
Gula Pasir
Ilustrasi Foto Gula Pasir (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Persediaan gula nasional mencukupi hingga Juli mendatang. Kementerian Pertanian (Kementan) menjamin ketersediaan gula nasional sejak sebelum Ramadan, Lebaran dan beberapa waktu mendatang. Dengan ketersediaan cukup, harga gula di pasaran menjadi stabil.

Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian, menunjukkan data ketersediaan gula nasional per April sebesar 717.447 ton cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sejak Mei hingga Juli 2021 mendatang. Persediaan gula nasional tersebut dirasa mencukupi untuk kebutuhan gula tiga bulan ke depan.

"Kebutuhan gula saat ini rata-rata per bulan 229.478 ton. Sehingga persediaan gula sebesar 717.447 ton cukup untuk tiga bulan ke depan," ungkap Sekretaris Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian Antarjo Dikin, Kamis (20/5/2021).

Persediaan gula hingga 16 Mei 2021 tersebar di beberapa pihak yakni pabrik gula 226,967 ton (32 persen), pedagang 151,594 ton (21 persen), petani 10,143 ton (2 persen) dan paling banyak tersebar di pasar dan rumah tangga yakni 328,743 ton (46 persen).

Dengan ketersediaan gula yang cukup untuk beberapa waktu ke depan memberikan kesempatan petani tebu untuk mengolah kebun tebunya.

"Sekarang ini masih belum masuk proses panen tebu. Juni baru akan tebang pohon tebu. Biasanya Agustus puncak persediaan gula. Sebelumnya, puasa dan Lebaran kemarin kami semua sempat mengkhawatirkan produksi gula mengingat belum masuk musim panen tebu. Ada impor gula, tetapi hanya untuk cadangan untuk antisipasi kalau terjadi gejolak permintaan gula," tutur Sekretaris Ditjen Perkebunan, Antarjo.

Gula menjadi perhatian penting Kementerian Pertanian sehingga memasukkan swasembada gula menjadi program Super Prioritas Ditjen Perkebunan.

Program tersebut diupayakan melalui identifikasi target areal intensifikasi 200.000 hektare dan ekstensifikasi 50.000 hektare, peningkatan kapasitas pabrik gula, target produksi 678.000 ton (intensifikasi ekstensifikasi), penyiapan plasma dalam kemitraan Pabrik Gula (PG) BUMN dan swasta serta penyiapan benih untuk swasembada gula konsumsi (provitas 83-100 ton hektare kultur jaringan dan SE).

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Upaya Swasembada Gula

Gula Pasir
Ilustrasi Foto Gula Pasir (iStockphoto)

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong jajaran Ditjen Perkebunan menyusun langkah konkret swasembada gula konsumsi pada perencanaan pembangunan subsektor perkebunan 2021.

Mentan meminta Ditjen Perkebunan menyusun langkah-langkah konkret dalam upaya peningkatan produktivitas dan produksi tebu. Kemudian meningkatkan kapasitas dan efisiensi PG berbasis tebu. Serta meningkatkan penyerapan tenaga kerjanya dan pendapatan petani/pekebun.

Penyusunan langkah tersebut menurut Mentan harus dilakukan dengan menerapkan program pendukung lainya seperti cara bertindak (CB) 1 tentang peningkatan kapasitas, CB2 tentang diversifikasi pangan, CB3 tentang lumbung pangan, CB4 tentang pertanian modern serta CB5 tentang ekspor kopi, kakao, kelapa dan karet.

Hingga saat ini Ditjen Perkebunan dalam melakukan percepatan program swasembada gula konsumsi nasional tahun 2021 menggarap areal seluas 10.798 hektare yang terdiri dari perluasan lahan tebu seluas 1.000 hektare, rawat ratoon 6.798 hektare dan bongkar ratoon 3.000 hektare. Program tersebut sudah dilakukan sejak 2020. Untuk target kegiatan sampai tahun 2023, akan melakukan kegiatan tebu 250.000 hektare yaitu rawat ratoon 125.000 hektare, bongkar ratoon 75.000 hektare dan perluasan 50.000 hektare.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya