PLN Cetak Laba Bersih Rp 5,9 Triliun sepanjang 2020

Pendapatan penjualan tenaga listrik PLN mencapai Rp 274,9 triliun termasuk subsidi stimulus COVID-19 sebesar Rp 13,8 triliun.

oleh Tira Santia diperbarui 25 Mei 2021, 09:30 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2021, 09:30 WIB
Saat Pasukan Elit PLN Bekerja Diantara Ketinggian dan Tegangan Tinggi
Pekerja menyelesaikan pekerjaan jaringan SUTET di Tangerang, Banten, Senin (2/1/2021). PT PLN (Persero) memiliki pasukan khusus yang terlatih melakukan pemeliharaan, perbaikan, dan penggantian perangkat isolator, konduktor maupun komponen lainnya pada jaringan listrik. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN mencatat kenaikan laba bersih 38,6 persen sepanjang 2020 jika dibandingkan 2019.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan, kinerja positif PLN itu berkat efisiensi di sisi teknis dan operasional serta inovasi melalui Program Transformasi PLN yang dijalankan sejak April 2020.

"Pada 2020, PLN berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 5,9 triliun. Posisi ini naik Rp 1,6 triliun dibandingkan perolehan laba bersih 2019 sebesar Rp 4,3 triliun," kata Zulkifli dalam keterangan tertulis, Selasa (25/5/2021).

Laba bersih di 2020 dapat bertambah sebesar Rp 13,6 triliun apabila tidak mempertimbangkan pencatatan unrealised loss selisih kurs sebesar Rp 7,7 triliun.

Selain itu terdapat pula tambahan pengakuan pendapatan dari penyambungan pelanggan sebesar Rp 5,9 triliun, jika pencatatannya dilakukan sama seperti 2019 yang belum menerapkan PSAK 72.

Program transformasi yang berjalan PLN sejak tahun lalu telah memperkuat daya tahan perseroan di situasi pandemi, bahkan dapat membukukan peningkatan laba bersih.

Meskipun sebagian besar bisnis tengah menghadapi pandemi COVID-19 yang juga menyebabkan perekonomian nasional menurun, PLN berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 345,4 triliun.

Dari jumlah tersebut, pendapatan penjualan tenaga listrik mencapai Rp 274,9 triliun termasuk subsidi stimulus COVID-19 sebesar Rp 13,8 triliun membantu 33 juta pelanggan.

Selain itu terdapat pula pendapatan subsidi sebesar Rp 48,0 triliun yang menjangkau 37 juta pelanggan dan kompensasi Rp 17,9 triliun untuk 42 juta pelanggan.

"PLN beradaptasi dengan tantangan untuk menambah revenue perusahaan sekaligus mendukung perkembangan dunia industri, yaitu melalui akuisisi captive power di industri, elektrifikasi sektor agrikultur dan perikanan, serta migrasi ke kompor listrik atau electrifying lifestyle," ujar Zulkifli.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kembangkan Lini Usaha

Saat Pasukan Elit PLN Bekerja Diantara Ketinggian dan Tegangan Tinggi
Pekerja menyelesaikan pekerjaan jaringan SUTET di Tangerang, Banten, Senin (2/1/2021). PT PLN (Persero) memiliki pasukan khusus yang terlatih melakukan pemeliharaan, perbaikan, dan penggantian perangkat isolator, konduktor maupun komponen lainnya pada jaringan listrik. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dalam upaya meningkatkan pendapatan dan pelayanan kepada pelanggan, perusahaan pelat merah ini juga mengembangkan lini usaha di luar kelistrikan dan melakukan optimalisasi aset PLN antara lain membangun layanan internet dan infrastruktur kendaraan listrik, serta aplikasi mobile.

Dengan seluruh langkah efisiensi dan penghematan, PLN mampu menurunkan beban usaha dengan cukup signifikan Rp 14,4 triliun dari yang semula beban usaha sebesar Rp 315,4 triliun di tahun 2019 menjadi hanya sebesar Rp 301 triliun pada 2020.

“Dengan peningkatan laba bersih terbukti bahwa program transformasi dapat kami katakan berjalan sesuai rencana dan target,” ucap Zulkifli.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya