3,7 Juta UMKM Go Digital per Mei 2021

Menteri Koperasi dan UMK, Teten Masduki melaporan sebanyak 13,7 Usaha Mikor, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Tanah Air sudah masuk ke ekosistem digital

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Jun 2021, 19:30 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2021, 19:30 WIB
Menkop UKM Dorong Pelaku UMKM Terus Berinovasi Menangkap Peluang Saat Pandemi
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koperasi dan UMK, Teten Masduki melaporan sebanyak 13,7 Usaha Mikor, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Tanah Air sudah masuk ke ekosistem digital. Hal ini tercermin dari data asosiasi e-commerce Indonesia (Idea) pada Mei 2021 kemarin.

"Per Mei 2021 itu sudah mencapai 13,7 juta pelaku UMKM yang sudah onboarding di ekosistem digitial atau sekitar 21 persen," ujar Menkop Teten usai rapat dengan Presiden Jokowi terkait Hilirisasi Ekonomi Digital, Kamis (10/6).

Menkop Teten menyadari digitalisasi dan digital ekonomi di Indonesia itu sangat besar nilainya. Oleh karenanya Presiden Jokowi minta dan terus mendorong ada percepatan digitalisasi UMKM.

"Dan kita sudah menargetkan tahun 2024, 30 juta jadi ini memang pak presiden sudah arahkan ada waktu tinggal 3 tahun," sebutnya.

Untuk mengejar target tersebut, pemerintah juga sudah menyiapkan berbagai strategi proaktif. Salah satunya yakni jemput bola untuk melakukan pendampingan produk, sampai ke SDM, hingga pembiayaan sampai mereka bisa onboarding di e-commerce.

"Dan tadi sudah disepekati karena ini lintas sektoral, akan dibentuk PMO, semacam manajemen profesional yang akan mengkoordinasi proses digitalisasi," tandas Teten Masduki.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Menteri Teten Dorong Milenial Jadi Petani hingga Pembudidaya Udang

20150902-Teten Masduki-Jakarta
Kepala Staf Presiden Teten sebelum acara pelantikan dirinya yang dipimpin Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Selasa (2/9). Teten menggantikan Luhut yang kini menjabat Menko Polhukam. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, berwirausaha menjadi pilihan strategis bagi kaum milenial. Selain punya modal berupa tekad kemandirian yang tinggi, milenial juga sangat dinamis.

“Saatnya menjadi petani, peternak, atau pembudidaya udang muda di negeri ini," kata Teten, pada acara Dies Natalis ke-15 dan Lustrum ke-3 Universitas Negeri Semarang (UNNES), secara daring, Kamis (10/6/2021).

Menurutnya, potensi ini juga  ditangkap dalam rangka meningkatkan rasio kewirausahaan Indonesia yang saat ini baru 3,47 persen lebih rendah dibandingkan Thailand 4,26 persen, Malaysia 4,74 persen  , dan Singapura 8,76 persen.

"Apalagi, pemerintah tengah menyusun Rancangan Perpres Pengembangan Kewirausahaan Nasional sekaligus turunan dari UU Cipta Kerja dan PP No 7/2021," imbuhnya.Nantinya, kata Teten, instrumen ini diharapkan dapat memastikan target wirausaha muda mapan dengan inovasi, teknologi, berkelanjutan, dan membuka seluas-luasnya lapangan kerja.

“Target rasio kewirausahaan tahun ini sebesar 3,55 persen dan sebesar 4 persen di tahun 2024," katanya.

MenkopUKM menambahkan bahwa digitalisasi menjadi media akselerasi pertumbuhan usaha koperasi dan UMKM. Berdasarkan data Asosiasi e-commerce Indonesia (IdEA), selama pandemi terjadi kenaikan penjualan pada platform e-commerce sebesar 25 persen.

“Artinya, masyarakat Indonesia terutama pelaku UMKM telah keluar dari zona nyaman dan beradaptasi untuk bertahan," ujar Teten Masduki.

Adapun saat ini KemenkopUKM tengah memperkuat UMKM go digital dengan dua pendekatan. Yaitu, peningkatan kapasitas usaha melalui penguatan database, peningkatan kualitas SDM, dan pengembangan kawasan/klaster terpadu UMKM.

Kedua, perluasan pasar digital melalui Kampanye BBI, onboarding platform pengadaan barang & jasa (LKPP, PaDI), Live Shopping, dan Sistem Informasi Ekspor UMKM.

"Dalam melindungi produk-produk dalam negeri, kami mendorong semua stakeholder untuk membatasi produk impor yang menjual di bawah harga produksi (predatory pricing) dalam PMSE (Perdagangan Melalui Sistem Elektronik), dan upaya menghilangkan inequal treatment antara penjual offline dan online terkait kewajiban kepemilikan Angka Pengenal Impor, NIB, dan lainnya," ungkapnya.

Sementara dari sisi pembiayaan, KemenkopUKM juga mencoba memberikan kemudahan bagi UMKM, penyiapan regulasi KUR kecil tanpa jaminan hingga Rp100 juta, serta pagu kredit untuk UMKM diperbesar hingga Rp20 miliar.

"Peran perguruan tinggi sangat strategis dalam memberikan akses informasi, pengetahuan, digitalisasi, maupun teknologi bagi mahasiswa/UMKM untuk menjadi wirausaha/start-up sukses dengan penerapan inovasi teknologi," pungkasnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya