Bio Saliva, Alat Tes Covid-19 Baru Buatan Anak Bangsa, Berapa Harganya?

PT Bio Farma akan meluncurkan alat uji guna mendeteksi Covid-19 dengan metoda kumur (gargling) bernama Bio Saliva

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jul 2021, 12:34 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2021, 11:29 WIB
FOTO: 6 Jenis Vaksin COVID-19 yang Ditetapkan Pemerintah Indonesia
Pekerja memproduksi vaksin COVID-19 di perusahaan Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, 12 Agustus 2020. Pemerintah melalui Bio Farma berupaya untuk memenuhi kebutuhan domestik dengan mempersiapkan sebanyak 15 juta bulk vaksin COVID-19 untuk tahap pertama. (BAY ISMOYO/AFP)

Liputan6.com, Jakarta PT Bio Farma akan meluncurkan alat uji guna mendeteksi Covid-19 dengan metoda kumur (gargling). Alat uji tersebut diberi nama Bio Saliva. Metoda kumur disebut jauh lebih nyaman untuk mendeteksi keberadaan SARS-CoV-2 dalam tubuh pasien dengan atau tanpa gejala.

Direktur Utama PT Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan, alat terbaru itu akan diproduksi sebanyak 40.000 unit per bulan untuk tahap awal. Produk ini diyakini mampu mendeteksi semua virus yang tengah berkembang.

"Yang kumur-kumur itu baru akan kita produksi sekitar 40.000 unit per bulan. Khusus Bio Saliva ini produk terbaru yang bisa mendeteksi semua virus yang sekarang sedang berkembang di Indonesia," katanya dalam rapat bersama DPR, Rabu (7/7/2021).

Di tengah kenaikan kasus Covid-19 yang semakin tinggi, Bio Farma mengaku belum menetapkan harga yang cocok untuk alat ini. Perusahaan pelat merah ini sedang mengajukan harga awal kepada BPKP yang kemudian akan langsung disebar ke pasar.

"Harganya sedang kita usulkan kepada BPKP nanti kita dapatkan HET dari Kemenkes. Sekarang lagi kita lakukan uji di beberapa laboratorium untuk uji akurasinya," jelasnya.

Namun demikian, Honesty mengaku, harga Bio Saliva akan lebih mahal jika dibandingkan dengan rapid test antigen yang saat ini dipakai masyarakat. "Harga pasti tidak murah, karena standarisasinya lebih tinggi," katanya.

Di dalam keterangan resmi yang diterima sebelumnya, pengembangan Bio Saliva oleh Bio Farma melibatkan 400 lebih sampel dari pasien positif Covid-19, baik pasien rawat jalan maupun rawat inap, serta riset validasi selama tujuh bulan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Uji Validasi

Kasus Virus Corona Bertambah, Bio Farma Kebut Penemuan Vaksin Anti Covid-19
Ilustrasi Foto Vaksin (iStockphoto)

Uji validasi telah selesai dilakukan bersama-sama dengan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip), Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND), Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi (RSDK), dan telah memeroleh izin edar dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) pada 1 April 2021 dengan Nomor Kemenkes RI AKD 10302120673.

Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik juga telah menggelar seminar nasional yang membedah keunggulan dan kekurangan produk metoda kumur Bio Saliva pada awal Mei 2021, dan dihadiri secara daring (online) ribuan dokter dan tenaga kesehatan.

Sampel yang digunakan dalam proses pengembangan Bio Saliva, seluruhnya berasal dari pasien Covid-19 di Indonesia. Sehingga memiliki kesesuaian dengan penduduk di tanah air.

Bio Saliva dapat mendeteksi hingga angka Ct 40 dan memiliki kinerja yang sangat baik untuk Ct value kurang dari 35 dengan sensivitas hingga 93.57 persen. Hal ini tentunya menjadikan Gargle-PCR sebagai alternatif selain standar emas swab test dengan mencari sampel di hidung dan mulut menggunakan PCR kit yang memiliki sensitivitas hingga 95 persen.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya