Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawaningsih mengatakan, 30 persen produk yang memiliki kemasan bagus bisa meningkatkan penjualan.
"Kalau packaging-nya bagus, kemasan menarik, orang-orang akan tertarik membelinya. Karena memang 30 persen produk itu, kalau packaging-nya bagus, dilirik, otomatis penjualannya meningkat. Makanya penting untuk memperhatikan packaging," kata Gati dalam FGD Peluang pasar dalam negeri, Senin (12/7/2021).
Baca Juga
Menurutnya, kemasan produk adalah salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan sebelum memasarkan produk, baik di dalam negeri maupun ekspor ke luar negeri.
Advertisement
Kata Gati, sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah menyampaikan pada acara Ekspor Brilian Entrepreneur yang diselenggarakan oleh Kemenperin, dalam sambutannya Presiden menyebut produk domestik harus bagus dalam segala hal, baik sisi kualitas, bahan baku, hingga kemasan.
Atas dasar itulah, Presiden Jokowi meminta kepada para pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) agar lebih memperhatikan kemasan produk, dengan mempertimbangkan segala hal seperti warna kemasan dan lainnya, tujuannya supaya produk tersebut memiliki nilai jual yang tinggi.
"Beliau juga mengatakan, jangan sampai barang yang kualitas bahan bakunya bagus, enggak bisa masuk pasar karena packagingnya atau kemasannya jelek," imbuhnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Klinik Desain
Demikian untuk meningkatkan kemasan produk IKM di Indonesia, Kemenperin membuat Klinik Desain Merek Kemas (KDMK) secara digital yakni E-kemasan, yang bisa digunakan oleh para pelaku IKM untuk belajar bagaimana cara membuat kemasan yang menarik.
“Atas dasar tersebut kami membangun Klinik Desain Merek Kemas (KDMK) secara digital, boleh dibilang untungnya, karena di masa pandemi ini supaya dari ujung Timur sampai Barat Indonesia kualitasnya (kemasannya) sama,” ujarnya.
Dalam platform E-Kemasan ini banyak hal yang ditawarkan oleh Kemenperin, diantaranya konsultasi dan bimbingan desain kemasan dan merek IKM, e-learning, e-directory (data produsen bahan kemasan, data produsen mesin kemasan dan printing, dan lainnya), dan business matching.
“Platform ini akan menjadi pusat informasi pameran di dalam dan luar negeri. Lalu ada business matching, jadi sesame IKM itu bisa mengobrol soal kemasan. Antara UPT kemasan di Sumatera Utara dan Bali bisa ngobrol kami buatkan ruangnya,” pungkasnya.
Advertisement