Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, mengaku sangat mencintai produk UMKM. Hal ini terbukti dari koleksi baju batik yang dipakainya semua berasal hasil dari UMKM binaan Bank Indonesia.
“Semua batik baju saya adalah produk UMKM binaan BI termasuk yang dari Jawa Tengah dari di DIY,” kata Perry dalam diskusi Peran Perbankan dalam memajukan UMKM, Minggu (25/7/2021).
Dalam diskusi tersebut, Perry menyampaikan bahwa Bank Indonesia gencar melakukan pembinaan untuk UMKM. Mulai dari pembinaan teknis hingga membuat klaster pasar untuk memasarkan produk UMKM, seperti melakukan kegiatan expo UMKM ke luar negeri.
Advertisement
“Kami melakukan pembinaan teknis, kemudian membuat klaster dan berbagai upaya sampai Kita juga melakukan Expo UMKM di luar negeri, di Singapura kami lakukan, di Tiongkok, di Jepang, di London maupun ini bulan ini juga kami lakukan di New York,” ujarnya.
Tidak berhenti disitu, Bank Indonesia juga mendukung produk UMKM binaan Bank Indonesia dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) yang sudah dikurasi produknya untuk ekspor, kemudian ditampilkan di dalam katalog digital UMKM BI.
“Kami juga mendukung untuk ekspor, tidak hanya melakukan suatu promosi tapi juga mengunggah UMKM binaan BI dan dekranasda yang sudah kita kurasi di dalam katalog digital UMKM kita,” ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Go Digital
Tak hanya pembinaan, BI juga memiliki banyak program untuk mendorong UMKM berupa bantuan pembiayaan dari perbankan, serta mendorong para pelaku UMKM agar go digital.
“Kami punya banyak program-program mendorong UMKM. Kami juga terus aktif mendukung UMKM, berbagai langkah yang kami lakukan tidak hanya masalah pembinaan, juga menyambungkan akses keuangan digitalisasi dan mengangkat UMKM kita untuk go nasional, go internasional, go digital,” ungkapnya.
Menurutnya, UMKM adalah salah satu pilar untuk mendukung ekonomi Indonesia termasuk di dalam pemulihan ekonomi di masa pandemi covid-19. Dimana sebanyak 65,5 juta UMKM di Indonesia share-nya terhadap PDB mencapai 57,1 persen kurang lebih sekitar Rp 7.304 Triliun.
Kemudian, penyerapan tenaga kerja mencapai 96,9 persen kurang lebih sekitar 120 juta tenaga kerja. Demikian juga untuk ekspor non migas share-nya 15,7 persen, kurang lebih sekitar USD 339,2 miliar Amerika Serikat per tahunnya. Begitupun dari sisi kredit perbankan UMKM sebesar Rp 1.150 triliun.
“Tentu saja masih perlu kita tingkatkan lebih lanjut nanti kita diskusikan tapi lebih dari itu potensi dari UMKM tidak hanya share-nya terhadap PDB, tenaga kerja, ekspor maupun juga bagian juga untuk perbankan menyalurkan pembiayaan,” pungkasnya.
Advertisement