Holding BUMN UMi Bisa Pacu Pemulihan Ekonomi Nasional

Holding BUMN UMi bisa meningkatkan efisiensi dalam sektor pembiayaan kepada bisnis kecil.

oleh Tira Santia diperbarui 18 Agu 2021, 19:38 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2021, 15:17 WIB
FOTO: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Kuartal III 2020 Masih Minus
Pemandangan deretan gedung dan permukiman di Jakarta, Rabu (1/10/2020). Meski membaik, namun pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 masih tetap minus. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Sinergi ekosistem usaha ultra mikro melalui holding BUMN Ultra Mikro (UMi) dinilai bisa memacu pemulihan ekonomi lebih cepat usai terdamppak pandemi Covid-19.

Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Anggawira. Adapun holding BUMN UMi melibatkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI sebagai induk, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM. 

Menurut dia, pembentukan holding sudah sangat tepat untuk dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Sebabnya, krisis akibat pandemi sangat memukul pelaku usaha di tataran bawah.

Hal itu tak terlepas dari pembatasan aktivitas ekonomi secara langsung untuk menekan penyebaran virus Covid-19.

Di sisi lain, ketiga BUMN yang terlibat holding sudah mapan dalam pemberdayaan dan penyaluran kredit bagi usaha masyarakat kecil. Sehingga akan langsung ‘berlari kencang’ saat holding resmi terbentuk, tanpa harus beradaptasi lama dalam melakukan ekspansi bisnis.

"Tentu ini sangat bagus dan akan efektif mendorong kinerja ekonomi. Kami mendukung langkah pemerintah ini," ujar dia.

Anggawira pun berharap pada komitmen pemerintah melalui Kementerian BUMN juga entitas holding, untuk menjaga keberagaman dan keunikan bisnis masing-masing perseroan seperti gadai oleh Pegadaian dan pembinaan kelompok masyarakat oleh PNM.

Dia menekankan kekhasan bisnis itu tetap harus ditonjolkan perseroan karena kebutuhan masyarakat akan jasa layanan keuangan yang beragam.

Dia melihat secara langsung di tataran akar rumput bahwa solusi keuangan seperti yang selama ini ditunjukan Pegadaian dan PNM masih sangat dibutuhkan pelaku usaha ultra mikro.

Terlebih untuk menjaga kinerja segmen tersebut di masa pandemi. "Apalagi kalau gadai itu bisa menyediakan modal kerja yang cepat dengan menggadaikan," ujarnya.

Di luar itu, dia pun menyarankan pemerintah tetap menggencarkan upaya vaksinasi nasional. Dengan demikian, masyarakat bisa lebih tenang dalam menjalankan aktivitas ekonomi secara langsung dengan tidak meninggalkan protokol kesehatan.

Melalui penyaluran dana yang lebih terintegrasi didukung upaya vaksinasi, harapannya roda ekonomi di tataran bawah lebih kencang berputar. Sehingga stabilitas ekonomi bisa terjaga di masa yang akan datang.

"Holding ini punya modal dan likuiditas besar. Tapi kalau ekonomi masih banyak ketidakpastian pelaku ultra mikro juga tetap akan kesulitan. Maka harus didukung dengan upaya-upaya strategis di bidang kesehatan seperti gencarnya vaksinasi," imbuhnya.

 

Tingkatkan Efisiensi

Target Pertumbuhan Ekonomi
Gedung bertingkat mendominasi kawasan ibu kota Jakarta pada Selasa (30/7/2019). Badan Anggaran (Banggar) DPR bersama dengan pemerintah menyetujui target pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran angka 5,2% pada 2019 atau melesat dari target awal 5,3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sejalan dengan Anggawira, Co-Founder ukmindonesia.id sekaligus Ketua Komite Bidang Kajian Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Dewi Meisari menyampaikan bahwa sejatinya holding akan mampu meningkatkan efisiensi dalam sektor pembiayaan kepada bisnis kecil.

Dia menjabarkan, pinjaman kepada pelaku usaha ultra mikro berkisar di bawah Rp10 juta, umumnya dipatok dengan bunga yang tinggi bahkan bisa mencapai 20% lebih per tahun. Holding diharapkan mampu memberi suku bunga lebih murah.

Jika demikian, kata Dewi, akan mendorong ekosistem usaha pembiayaan yang lebih kompetitif. Pasalnya, banyak pelaku jasa pembiayaan akan terdorong untuk menurunkan bunga pinjaman menjadi lebih rendah.

"Sejatinya misinya untuk efisiensi pembiayaan pelaku usaha ke depan. Holding juga memiliki beban operasional yang rendah untuk ekspansi di wilayah-wilayah pedesaan yang kondisi infrastruktur belum baik, dan jarak antar nasabah jauh-jauh," katanya.

Lebih lanjut, Dewi menuturkan inklusi keuangan akan kian terpacu dengan ekspansi Holding BUMN UMi.

Melalui holding dia menilai akan semakin banyak pelaku usaha di segmen ultra mikro membuka rekening dan aktif menggunakan produk jasa keuangan formal.

"Namun, kami harap peningkatan ini benar-benar nasabah baru bukan nasabah dari lembaga jasa keuangan lain. Dengan demikian misi ekspansi inklusi lebih optimal," jelasnya.

Dengan kehadiran holding BUMN ultra mikro diharapkan produk keuangan bagi segmen tersebut semakin lengkap dan adanya kemudahan akses layanan keuangan melalui co-location dan jaringan yang dimiliki entitas holding.

Nilai tambah lain dari hadirnya holding yakni percepatan proses akuisisi nasabah secara bersama melalui platform penjualan yang terintegrasi (UMi Corner) dan penyediaan akses terhadap akses micro payment dan layanan keuangan.

“Selain itu akan ada pemberdayaan dan peningkatan kapabilitas ultra mikro sehingga dapat "naik kelas" ke segmen mikro," kata Wadirut BRI Catur Budi Harto belum lama ini.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya