Rupiah Berpotensi Terus Menguat, Ini Pemicunya

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih melanjutkan tren penguatannya pada perdagangan Jumat akhir pekan ini.

oleh Arief Rahman H diperbarui 03 Sep 2021, 10:43 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2021, 10:41 WIB
FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Karyawan menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih melanjutkan tren penguatannya pada perdagangan Jumat akhir pekan ini. Rupiah bergerak menguat seiring pelaku pasar yang menunggu rilis data tenaga kerja Amerika Serikat.

Mengutip Bloomberg, Jumat (3/9/2021), rupiah dibuka di angka 14.270 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.272 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah terus menguat ke level 14.262 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.255 per dolar AS hingga 14.270 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 1,51 persen.

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan rupiah masih berpotensi menguat hari ini dengan sentimen pelemahan dolar AS yang masih terjadi sejak awal pekan.

"Indeks dolar AS masih menunjukkan pelemahan pada perdagangan kemarin," katanya seperti dikutip dari Antara.

Ariston menyampaikan membaiknya sentimen pasar terhadap risiko dengan pergerakan positif indeks saham global kemarin, juga membantu pelemahan dolar AS.

"Pasar masih menunggu data tenaga kerja AS versi pemerintah yang akan dirilis nanti malam untuk mengkonfirmasi pernyataan Gubernur The Fed soal kebijakan moneter selanjutnya," ujar Ariston.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Prediksi

3 Alasan Kenapa Rabu Kemarin Rupiah Menguat
Ilustrasi dana BLT

Menurut Ariston, bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), membutuhkan perkembangan data-data ekonomi, terutama data tenaga kerja dan inflasi, untuk menimbang langkah selanjutnya.

"Penantian terhadap data ini mungkin juga yang membuat pergerakan nilai tukar rupiah dalam kisaran sempit," kata Ariston.

Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi menguat ke kisaran 14.230 per dolar AS dengan potensi resisten 14.300 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya