Indonesia Dibanjiri Barang Impor dari China, Jepang, dan Korea Selatan

Impor Indonesia pada Agustus 2021 naik 10,35 persen dibandingkan Juli 2021. Sedangkan dibanding tahun periode yang sama tahun lalu naik 55,26 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Sep 2021, 13:40 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2021, 13:40 WIB
20151110-Ekspor-Impor-Jakarta-FF
Aktivitas bongkar muat peti kemas di JICT, Tanjung Priok, Jakarta (10/11). Badan Pusat Statistik menyebutkan kinerja ekspor Indonesia pada kuartal III 2015 minus 0,69 persen dan impor minus 6,11 persen dibanding tahun lalu. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Impor Indonesia pada Agustus 2021 naik 10,35 persen menjadi USD16,68 miliar. Terdapat tiga negara yang mengirimkan produk ke Indonesia dengan volume tertinggi yaitu China, Jepang dan Korea Selatan dengan jenis barang adalah barang konsumsi.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan, impor Indonesia pada Agustus 2021Ā naik 10,35 persen dibandingkan Juli 2021.Ā Sedangkan dibanding tahun periode yang sama tahun laluĀ naik 55,26 persen.

Terdapat tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama periode Januari-Agustus 2021. Ketiga negara itu adalah China dengan nilai USD 34,67 miliar atau porsinya 32,25 persen. Lalu Jepang dengan nilai USD 9,01 miliar atau 8,39 persen.

"Kemudian Korea Selatan USD 5,84 miliar, atau sebesar 5,44 persen," kata Margo dalam konferensi pers secara daring, Jakarta, Rabu (15/9/2021).

Sementara itu, impor nonmigas dari ASEAN mencapai USD 18,93 miliar atau sekitar 17,61 persen dan Uni Eropa USD 6,73 miliar atau sebesar 6,27 persen.

Ā 

Ā 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Penggunaan Barang

Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari hingga Agustus 2021 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada barang konsumsi USD 2,8 miliar atau 29,79 persen.

"Kemudian bahan baku atau penolong USD 25 miliar atau sebesar 36,84 persen, dan barang modal USD 2 miliar atau sebesar 19,60 persen," jelas Margo.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya