Menko Airlangga Berharap Ekonomi Tumbuh 5 Persen di Kuartal IV

Penanganan COVID-19 di Indonesia mengalami kemajuan sehingga pemerintah terus memprioritaskan target herd immunity secara nasional.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Okt 2021, 22:53 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2021, 22:53 WIB
FOTO: IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Sabtu (17/10/2020). International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, berharap jika pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5 persen di kuartal IV-2021.

“Di kuartal keempat ini diharapkan bisa tumbuh sekitar 5 persen karena kita lihat beberapa indikator sudah jauh membaik dan kasus COVID-19 sudah lebih landai,” ujar dia pekan ini.

Dia mengingatkan jika pertumbuhan ekonomi nasional berbanding terbalik dengan kasus COVID-19. Pada kuartal kedua, saat kasus masih di bawah 100.000, pertumbuhan ekonomi diprediksi dapat melonjak ke angka 7,07 persen.

Sayangnya hal tersebut tidak sejalan karena sejak munculnya varian baru, Delta, kasus COVID-19 naik hingga berkisar 573 ribu dan memengaruhi pertumbuhan ekonomi menjadi 3,5 hingga 4 persen saja.

Sebelumnya dia menuturkan Indonesia segera memberlakukan aturan new normal. Strateginya dengan menekan penanganan kasus Covid-19 dari hulu hingga hilir yang ternyata membuahkan hasil yang sesuai prediksi. 

Hal tersebut dibuktikan nilai dari reproduction number (Rt) sebesar 0,60. Angka ini dinilai lebih rendah dibanding Rt secara global dan negara lainnya.

Dibandingkan dengan negara sekitar seperti Singapura, Filipina, dan Malaysia, Indonesia masih memiliki nilai lebih rendah.

“Kalau Dibandingkan dengan negara lain, misalnya Singapura angkanya masih 1,44, Inggris 0,97, dunia 0,92, Amerika 0,9, India 0,86, Filipina 0,85, Malaysia 0,81,” ujar dia.

Mengacu pada nilai reproduction number yang lebih rendah, Indonesia dianggap menjadi salah satu negara yang terbaik dalam penanganan COVID-19.

Per 3 Oktober 2021, tercatat kasus aktif di Indonesia berhasil turun 94,59 persen dari puncak kasus di 24 Juli 2021.

Penurunan yang terjadi dalam dua minggu terakhir ini mencapai 53,81 persen. Kemajuan yang ada dapat terlaksana karena adanya dukungan dari pemilihan strategi, misalnya pembatasan sosial melalui PPKM, meningkatkan testing, tracing, dan program vaksinasi.

 

 

 

Strategi Indonesia Tangani Pandemi

FOTO: Proses Vaksinasi COVID-19 Secara Drive Thru di Kota Bogor
Paramedis menyuntikkan vaksin COVID-19 secara drive thru kepada pengendara mobil di GOR Pajajaran, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (17/3/2021). Kegiatan ini menargetkan 600 warga per hari dan berlangsung hingga tiga bulan ke depan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Menilai penurunan ini, World Bank mengapresiasi segala usaha khususnya program vaksinasi di Indonesia yang sudah mencapai 100 juta dosis.

Kolaborasi dari berbagai pihak terkait yang membuat Indonesia mampu menangani sejumlah kasus beberapa minggu belakangan ini.

Saat ini, Indonesia mencapai peringkat ke-5 secara global dari pelaksanaan vaksinasi untuk dosis kedua, sedangkan untuk total suntikan keseluruhan berada pada peringkat ke-6. 

Untuk strategi penanganan COVID-19 di bagian hilir, terdapat penanganan pasien COVID-19 dengan isolasi terpusat (isoter) yang memanfaatkan rusun (rumah susun), hotel, asrama haji, kapal PELNI.

Pemilihan dari strategi sengaja dilakukan berbeda dibandingkan negara lain, yaitu kebijakan isoter (isolasi terpusat). Airlangga memaparkan bahwa kebijakan isolasi mandiri ini berada di rumah dan di rumah sakit.

“Kita ketahui masyarakat tidak semuanya mempunyai rumah yang bisa melakukan isolasi mandiri sehingga berisiko memunculkan klaster keluarga yang menyebabkan kenaikan kasus,” tambahnya.

Terlepas dari kemajuan yang telah dicapai, masyarakat tetap diimbau untuk waspada pada setiap pencapaian yang telah dilakukan agar kemajuan tersebut terus mengalami kemajuan, bukan kemunduran agar transisi dari pandemi menuju endemi bisa terjadi.

 

 

 

Pelaksanaan G20

Vaksinasi COVID-19 untuk Anak Berkebutuhan Khusus, Disabilitas dan ODGJ
Petugas Puskesmas Gembor menyiapkan vaksin Covid-19 untuk anak berkebutuhan khusus, Penyandang disabilitas dan ODGJ dengan mendatangi langsung dari rumah kerumah di kecamatan Priuk, Kota Tangerang, Selasa (8/6/2021). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun pemerintah telah menyiapkan roadmap menuju era normal baru yang syarat utamanya adalah sudah tercapainya kekebalan kelompok (herd immunity), intensifikasi vaksinasi hingga 2,5 juta dosis/hari, dan kasus baru kurang dari 5 ribu.

Rencana ini diumumkan pada acara Seminar Sekolah Sespimti Polri dan Sespimmen Polri T.A. 2021 yang berlangsung secara virtual yang bertajuk "Strategi Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Guna Mendukung Pembangunan Nasional Pasca Pandemi COVID-19”, Kamis (07/10/2021).

Selain itu, Airlangga ingin masyarakat tetap mewaspadai adanya potensi penyebaran kasus COVID-19 dari perhelatan nasional dan internasional seperti PON di Papua, World Superbike di Mandalika, Liga 1, Liga 2, dan pelaksanaan G20 di Indonesia sebagai tuan rumah.

Penunjukkan Indonesia sebagai tuan rumah dari pelaksanaan G20 menjadi salah satu agenda nasional yang cukup besar. Nantinya, acara ini akan dilakukan di berbagai titik lokasi sebanyak 150 lokasi.

“Partisipasi dan bantuan pengamanan dari TNI dan Polri menjadi sangat krusial, karena akan ada 20 kepala negara menghadiri event ini,” tutup Airlangga.

Reporter: Caroline Saskia

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya