Komisi VII DPR Minta Barata Indonesia Tingkatkan Komponen Lokal

Komisi VII DPR RI mendorong PT Barata Indonesia (Persero) untuk meningkatkan local content dalam proyek strategis nasional pemerintah

oleh Dian Kurniawan diperbarui 12 Okt 2021, 14:50 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2021, 14:50 WIB
Ikon turbin di kantor PT Barata Indonesia (Persero) di Cilegon.
Ikon turbin di kantor PT Barata Indonesia (Persero) di Cilegon. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta Komisi VII DPR RI mendorong PT Barata Indonesia (Persero) untuk meningkatkan local content dalam proyek strategis nasional pemerintah. Dukungan Komisi yang membidangi Energi, Sumber Daya Mineral,Batubara, Riset, Inovasi dan Perindustrian itu diungkapkan dalam Kunjungan Kerja yang dilakukan ke kantor pusat Barata Indonesia.

Dalam lawatannya tersebut, Komisi VII DPR yang diwakili oleh Ridwan Hisjam serta Dyah Roro Esti Widya Putri menyatakan bahwa Komisi VII mendukung penuh peningkatan komponen dalam negeri dalam proyek strategis nasional sebagai upaya substitusi produk impor dan membangun kemandirian industri. Sudah sewajibnya perusahaan industri nasional mengambil peran yang sentral dalam proyek pembangunan tanah air.

"Kami mendukung Barata Indonesia dalam perannya sebagai BUMN Manufaktur untuk meningkatkan local content dari segi apapun, baik itu raw material produk, supply chain, maupun SDM-nya," ujar Dyah Roro Esti Widya Putri, Selasa (12/10/2021).

Menurutnya, pengoptimalan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dapat memacu produktivitas dan daya saing industri nasional di tengah kondisi pemulihan ekonomi pasca pandemi.

"Sebagai tindaklanjut pertemuan ini, kami mengajak Barata Indonesia untuk beraudiensi melalui forum rapat dengar pendapat (RDP) yang diharapkan dapat memberikan dukungan dari segi regulasi terhadap peningkatan TKDN bagi kemajuan industri manufaktur di Indonesia," ucapnya.

Setali tiga uang dengan Roro, Ridwan Hisjam juga menyatakan, industri manufaktur tanah air saat ini masih didominasi oleh industri impor, dengan TKDN yang sangat minim. Hal ini cukup memprihatinkan bagi industri manufaktur tanah air yang memiliki kompetensi dan kemampuan yang tidak kalah bersaing dengan produk buatan luar negeri.

"Kami mencontohkan produk Barata Indonesia yakni Bogie dan Komponen Turbin yang telah terbukti mampu menembus pasar global dengan kualitas produk yang bahkan telah disertifikasi oleh lembaga internasional," tuturnya.

"Jadi sekarang tinggal bagaimana keberpihakan pemerintah terhadap industri ini. Hal-hal seperti ini harus menjadi perhatian seluruh pihak sehingga Barata Indonesia bisa menjadi pioner kembali bagi penyediaaan sarana prasarana pembangunan nasional dan industri manufaktur nasional," kata Ridwan Hisjam.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Energi Alternatif

Turbin pembangkit listrik buatan PT Barata Indonesia. (Foto: Dok.Barata Indonesia)
Turbin pembangkit listrik buatan PT Barata Indonesia. (Foto: Dok.Barata Indonesia)

Selain menunjukkan dukungannya terhadap peningkatan local content industri tanah air, Komisi VII DPR RI juga mendorong penggunaan energi alternatif yang ramah lingkungan sesuai dengan Rancangan Undang Undang EBT (Energi Baru Terbarukan).

"Komisi VII DPR mendorong proyek-proyek EBT dalam negeri lebih kompetitif dan berdaya saing sebagai solusi energi masa depan," ucap Ridwan.

Sementara itu, Direktur Pemasaran Barata Indonesia, Sulistyo Handoko mengapresiasi kunjungan dan dukungan yang diberikan oleh Komisi VII DRP RI. "Kami berharap pertemuan ini dapat memberikan kebaikan bagi kebangkitan industri manufaktur tanah air," katanya.

Barata Indonesia sebagai BUMN manufaktur yang juga memiliki pengalaman dalam penyediaan teknologi mendukung proyek PLTM (Pembangkit Listrik Tenaga Minihdro). "Kami juga berharap dukungan dari pemerintah tersebut dapat membuat produk-produk EBT dalam negeri lebih bersaing," ucap Sulistyo.

Sulistyo menegaskan, keberpihakan pemerintah dari regulasi dan kebijakan menjadi hal yang krusial bagi kemajuan industri manufaktur saat ini. Pasalnya sektor industri ini akan banyak menyerap tenaga kerja siap pakai, mampu mengundang investor, serta bekontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

"Perseroan berharap langkah perseroan dalam bisnis EBT dapat memperkuat portofolio perseroan di industri energi," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya