Rupiah Perkasa, Penurunan Imbal Hasil Surat Utang AS Jadi Pendorongnya

Nilai tukar rupiah hari ini berpotensi bergerak ke kisaran 14.200 per dolar AS hingga 14.230 per dolar AS.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Okt 2021, 10:45 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2021, 10:45 WIB
Rupiah Stagnan Terhadap Dolar AS
Teller menunjukkan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (10/7/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di perdagangan pasar spot hari ini di angka Rp 14.125. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Penguatan ini dipengaruhi oleh turunnya imbal hasil atau yield surat utang pemerintah AS.

Pada Kamis (14/10/2021) pagi, rupiah dibuka naik ke posisi 14.190 per dolar AS. Angka tersebut menguat 28 poin atau 0,19 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di level 14.218 per dolar AS.

"Rupiah mungkin bisa menguat terhadap dolar AS hari ini dengan melemahnya dolar AS terhadap nilai tukar lainnya dan turunnya yield obligasi pemerintah AS," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra dikutip dari Antara.

Selain itu, sentimen pasar terhadap risiko yang membaik karena laporan pendapatan perusahaan di AS dan Eropa dirilis lebih bagus dari ekspektasi, juga bisa mendorong penguatan rupiah.

"Kenaikan harga komoditi yang menyumbang surplus neraca perdagangan RI juga masih membantu penguatan rupiah," ujar Ariston.

Tapi di sisi lain, data inflasi AS pada September yang dirilis semalam mengkonfirmasi kemungkinan tapering pada November ataupun Desember tahun ini. Data masih menunjukkan tren kenaikan melebihi ekspektasi.

Selain itu, notulen rapat kebijakan moneter bank sentral AS The Fed yang dirilis dini hari tadi juga memberikan indikasi tapering akan dijalankan pada pertengahan November atau Desember.

Ariston menambahkan, pasar juga menunjukkan keyakinan lebih bahwa tingkat suku bunga AS akan dinaikkan pada September 2022, lebih cepat dari perkiraan sebelumnya pada Desember 2022.

"Oleh karena itu, dengan masih terbukanya kebijakan pengetatan moneter AS dalam waktu dekat, penguatan rupiah bisa jadi tidak akan terlalu dalam hari ini,'" kata Ariston.

 

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Sentimen Domestik

dolar ke rupiah
Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar, selalu mengalami perubahan setiap saat terkadang melemah terkadang juga dapat menguat.

Dari domestik, jumlah kasus harian COVID-19 pada Rabu 13 Oktober kemarin mencapai 1.233 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,23 juta kasus.

Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 48 kasus sehingga totalnya mencapai 142.811 kasus.

Sementara itu, jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 2.259 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,07 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 20.551 kasus.

Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 102,69 juta orang dan vaksin dosis kedua 59,41 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.

Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi bergerak ke kisaran 14.200 per dolar AS hingga 14.230 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya