Sudah Dipangkas, Proyeksi IMF soal Pertumbuhan Ekonomi RI Masih Terlalu Tinggi

IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 3,2 persen di 2021. Sementara pada 2022 tetap di angka 5,9 persen.

oleh Tira Santia diperbarui 15 Okt 2021, 09:30 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2021, 09:30 WIB
Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta Turun 5,6 Persen Akibat Covid-19
Deretan gedung perkantoran di Jakarta, Senin (27/7/2020). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta mengalami penurunan sekitar 5,6 persen akibat wabah Covid-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan, proyeksi pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan oleh pemerintah maupun lembaga internasional, termasuk IMF terlalu tinggi. Padahal proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut telah dipangkas.

Pada Juli 2021, IMF masih memprediksi PDB Indonesia di 2021 berkisar 3,9 persen (yoy) dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,3 persen. Sementara pada 2022 IMF memprediksi ekonomi Indonesia tumbuh 5,9 persen.

Sedangkan dalam riset terbaru, IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 3,2 persen di 2021. Sementara pada 2022 tetap di angka 5,9 persen.

"Saya rasa memang target ataupun proyeksi yang ditetapkan oleh pemerintah, Lembaga internasional, maupun nasional terlampau tinggi," kata Nailul Huda kepada Liputan6.com, Jumat (15/10/2021).

Target pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2022 hingga 5 persen terlalu optimis. Bahkan untuk mencapai 4 persen pun sangat berat.

"Makanya dari awal tahun proyeksi saya hanya ada di angka 2,3 sampai 3 persen. Faktor belum kembali pulihnya daya beli masyarakat menjadi faktor utamanya," ujarnya.

Dia menjelaskan daya beli masyarakat belum pulih sepenuhnya. Selain itu, pertumbuhan konsumsi masyarakat juga belum kembali ke angka normal. Akibatnya pertumbuhan ekonomi nasional juga akan masih rendah.

Faktor lainnya adalah adanya PPKM pada kuartal III-2021 yang menyebabkan pergerakan ekonomi kembali melambat. Aktivitas ekonomi Indonesia kembali melambat yang menyebabkan konsumsi rumah tangga kembali tersendat.

"Saya rasa jika terjadi gelombang ketiga, akan lebih rendah lagi pertumbuhan ekonomi tahun ini," pungkasnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

IMF Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI

FOTO: IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Sabtu (17/10/2020). International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 3,2 persen di 2021. Sementara pada 2022 prediksinya ekonomi Indonesia tumbuh 5,9 persen.

Pada Juli, IMF masih memprediksi PDB Indonesia 2021 berkisar 3,9 persen (yoy) dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,3 persen.

Penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia ini terungkap dari laporan IMF bertajuk World Economic Outlook edisi Oktober 2021, seperti melansir laman IMF, Rabu (13/10/2021).

Penyebaran varian Delta menjadi faktor utama dari revisi turun pertumbuhan ekonomi di banyak negara di dunia.

Tak hanya Indonesia, IMF juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi negara ASEAN mencapai 2,9 persen (turun 1,4 percentage point/pp).

Seperti Malaysia menjadi 3,5 persen di 2021 dan 6 persen di 2022. Kemudian Filipina sebesar 3,2 persen di 2021 dan 6,3 persen di 2022.

Thailand bahkan ekonominya diprediksi hanya tumbuh 1 persen di 2021 dan 4,5 persen di 2022. Kemudian Vietnam 3,8 persen di 2021 dan 6,6 persen di 2022.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya