Investor Abu Dhabi Suntik Modal Rp 5,7 T, Valuasi GoTo Diprediksi Meroket

Valuasi bisnis GoTo Group diperkirakan akan mencapai USD 30 miliar sebelum proses Initial Public Offering (IPO) berlangsung awal tahun depan.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Okt 2021, 23:10 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2021, 13:15 WIB
Gojek dan Tokopedia bentuk GoTo, grup teknologi terbesar di Indonesia.
Gojek dan Tokopedia bentuk GoTo, grup teknologi terbesar di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Valuasi bisnis GoTo Group diperkirakan akan mencapai USD 30 miliar sebelum proses Initial Public Offering (IPO) berlangsung awal tahun depan.

Masuknya Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) dengan menyuntikkan dana senilai USD 400 juta atau lebih dari Rp 5,7 triliun (Kurs  14.300/USD) lewat penggalangan dana pra-IPO menjadi salah satu pendorong kenaikan valuasi GoTo.

"Masuknya investor sebelum IPO akan berdampak positif terhadap valuasi GoTo. Apalagi jika dana hasil pre-IPO semakin besar, tentu akan sangat menguntungkan GoTo dalam proses IPO nanti," jelas Kepala Riset Praus Capital, Alfred Nainggolan, di Jakarta, Senin (25/10/2021).

Dalam penggalangan dana pra-IPO, GoTo dikabarkan membidik jumlah investasi USD 1,5 miliar - USD 2 miliar. Masuknya dana segar sebelum IPO ini akan menjadikan GoTo sebagai salah satu calon emiten dengan rising fund terbesar di pasar modal Indonesia.

Menurut Alfred keberhasilan pra-IPO GoTo akan menjadi momentum positif bagi ekosistem digital terbesar di Indonesia ini untuk sukses di pasar modal. Selain valuasi yang terus meningkat, secara fundamental, model bisnis yang dibangun oleh GoTo juga semakin solid. Dengan ekosistem yang menaungi lebih dari belasan juta pelaku usaha, transaksi bisnis yang terjadi di GoTo akan semakin besar.

Alfred melanjutkan, salah satu milestone utama GoTo adalah terciptanya kolaborasi antara Gojek dan Tokopedia dengan membentuk GoTo Group.

Entitas bisnis ini tidak hanya saling melengkapi, namun juga menciptakan berbagai peluang bisnis baru yang menjadikan GoTo berbeda dengan perusahaan teknologi lainnya. Salah satunya dengan adanya GoTo Finansial yang merupakan lengan bisnis pembayaran dan keuangan dalam ekosistem ini.

"Saat Gojek dan Tokopedia membentuk GoTo Group, secara bisnis valuasinya juga langsung naik tajam, saat itu sekitar USD 18 miliar. Dengan berkembangnya bisnis dan masuknya dana pra-IPO tadi, tentunya nilai bisnis GoTo akan semakin tinggi," lanjutnya.

Alfred mengatakan, keputusan investor baru seperti ADIA untuk masuk ke GoTo menandakan bahwa perusahaan ini memiliki potensi bisnis dan investasi yang besar di masa depan. Itu sebabnya ia menilai para investor yang lebih dulu masuk ke GoTo akan mendapatkan keuntungan yang semakin besar.

"Dengan naiknya valuasi otomatis potensi keuntungan yang akan diraih investor akan semakin tinggi. Dengan model bisnis GoTo yang semakin solid, tentunya valuasinya juga akan terus mengikuti. Ini menjadi keuntungan bagi para investor-investor di awal. Termasuk yang hanya masuk Gojek tapi mendapat saham di GoTo," kata Alfred.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Penggalangan Dana Pra-IPO

Gojek dan Tokopedia bentuk GoTo, grup teknologi terbesar di Indonesia.
Gojek dan Tokopedia bentuk GoTo, grup teknologi terbesar di Indonesia.

Sebelumnya GoTo Group menyatakan mereka telah menandatangani perjanjian dengan anak usaha Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), yang menjadikan ADIA memimpin penggalangan dana pra-IPO GoTo dengan investasi sebesar USD 400 juta.

Transaksi tersebut menjadi investasi pertama oleh Departemen Private Equities ADIA ke dalam perusahaan teknologi Asia Tenggara, dan sekaligus investasi terbesarnya di Indonesia.

ADIA akan menjadi investor terbaru yang masuk ke dalam daftar investor global di GoTo saat ini, menyusul Alibaba Group, Astra International, Facebook, Global Digital Niaga (GDN), Google, KKR, PayPal, Sequoia Capital India, SoftBank Vision Fund 1, Telkomsel, Temasek, Tencent dan Warburg Pincus.

GoTo memiliki tiga pilar bisnis yaitu layanan on-demand (Gojek), e-commerce (Tokopedia) dan jasa keuangan/finansial (GoTo Finansial). Layanan yang disediakan GoTo mencakup transportasi on-demand, e-commerce, pengantaran makanan dan kebutuhan sehari-hari, logistik dan pergudangan, serta layanan keuangan. GoTo Group menghasilkan lebih dari 1,8 miliar transaksi pada tahun 2020 dengan total nilai transaksi bruto (GTV) sebesar lebih dari USD22 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya