Sri Mulyani: Pendapatan Negara Tumbuh 18,2 Persen di Oktober 2021, Bukti APBN Pulih

Pendapatan negara hingga Oktober 2021 tumbuh dikisaran 18,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

oleh Tira Santia diperbarui 16 Nov 2021, 12:41 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2021, 12:40 WIB
Sri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 T
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). APBN 2019, penerimaan negara tumbuh 6,2 persen dan belanja negara tumbuh 10,3 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pendapatan negara hingga Oktober 2021 tumbuh dikisaran 18,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini membuktikan APBN mulai berangsur pulih.

 “Seiring pemulihan ekonomi, reopening, dan aktivitas masyarakat mulai bergerak kembali pada tahun ini, maka APBN juga mulai pulih. Ini terlihat dari sisi pendapatan negara,” kata Sri Mulyani dałam CEO Networking, Selasa (16/11/2021). 

Dalam paparannya, tertulis pendapatan negara pada Oktober 2021 mencapai Rp 1.510 triliun, lebih tinggi dibandingkan Oktober 2020 sebesar Rp 1.277 triliun. Dengan demikian, realisasi pendapatan negara ini sudah mencapai 86,6 persen dari target APBN 2021 yakni Rp 1.743,6 triliun. 

Pendapatan negara berhasil pulih setelah terkontraksi 15,3 persen pada Oktober 2020,” imbuhnya. 

Lebih lanjut, Bendahara negara ini menyampaikan, dari sisi penerimaan pajak di tahun 2021 ini berhasil diperoleh Rp 953,6 triliun atau setara 77,6 persen target APBN 2021.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Penerimaan Bea dan Cukai

Ilustrasi APBN. Dok Kemenkeu
Ilustrasi APBN. Dok Kemenkeu

Disisi lain, pertumbuhan yang tinggi juga terjadi pada penerimaan bea dan cukai  yang mencapai 25,5 persen menjadi Rp 205,8 triliun.

Kata Sri, penerimaan itu sudah mencapai 95,7 persen target APBN 2021 dan berhasil tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang naik 5,5 persen, setelah mengalami kontraksi sebesar 16,3 persen.

“Penerimaan negara bukan pajak kita yang tahun lalu juga mengalami hantaman yakni kontraksi 16,3 persen, tahun ini pulih dengan pertumbuhan 25,2 persen,” jelasnya. 

Disamping itu, Kementerian Keuangan juga mencatat penerimaan negara bukan pajak sampai bulan Oktober 2021 mencapai Rp 349,2 triliun.

 “Ini menggambarkan APBN mulai pulih saat ekonomi pulih, dua tugas yang harus dilakukan bersama-sama,” pungkasnya.  

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya