Sri Mulyani: Vaksinasi Jadi Bekal Indonesia Hadapi Covid-19 Varian Omicron

Akselerasi vaksinasi Covid-19 menjadi bekal hadapi ancaman varian omicron dari Afrika Selatan.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Nov 2021, 15:38 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2021, 15:00 WIB
FOTO: Program Vaksinasi COVID-19 Jadi Optimisme Pertumbuhan Ekonomi 2021
Petugas menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada pedagang di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta, Kamis (25/2/2021). Menkeu Sri Mulyani optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini ada pada 4,5-5,3 persen karena adanya dukungan program vaksinasi COVID-19 sebagai penentu. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Akselerasi vaksinasi Covid-19 menjadi bekal hadapi ancaman varian omicron dari Afrika Selatan. Hal tersebut diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat memberikan sambutan di acara Penyerahan DIPA dan Buku Daftar Alokasi TKDD Tahun 2022 di Istana Negara, Jakarta.

"Diharapkan realiasasi vaksinasi bisa mennjadi bekal mengahadapi varian baru, yakni omicron," kata Sri Mulyani, Senin (29/11/2021).

Sri Mulyani menyebut sudag ada 284,juta dosis sudah disuntikkan kepada masyarakat. Artinya sudah ada 52,5 persen penduduk Indonesia yang telah divaksin.

Dari realisasi tersebut diasumsikan sudah 1,5 juta vaksin tersuntik setiap hari. Sementara, target pemerintah sebesar 2 juta vaksin disuntikkan setiap hari.

Tujuannya agar sampai akhir tahun 2021, vaksin Covid-19 telah disuntikkan kepada 55 persen penduduk.

"Kalau bisa dilakukan 2 juta dosis per hari jadi akan mencapai 301 juta dosis di akhir tahun," kata dia.

Sebelumnya, pada tanggal 25 November 2021, Afrika Selatan telah mengumumkan adanya varian baru virus covid-19 yang merebak di salah satu negara bagian mereka.

Saat ini pemerintah Indonesia resmi melakukan pengetatan perbatasan dan kedatangan dari luar negeri. Hal ini ditempuh sebagai antisipasi masuknya varian omicron ke Indonesia.

 

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

 

Varian Omicron Afrika Selatan Menghantui, Berdampak ke Ekonomi RI?

Ilmuwan Afrika Selatan Berjuang untuk Memerangi COVID-19 Varian Omicron
Orang-orang antre untuk tes COVID-19 di Johannesburg, Sabtu (27/11/2021). Saat dunia bergulat dengan munculnya varian baru COVID-19, para ilmuwan di Afrika Selatan —tempat Omicron pertama kali diidentifikasi — berjuang keras memerangi penyebarannya ke seluruh negeri (AP Photo/Jerome Delay)

Keberadaan varian baru Covid-19 Omicron menuai kekhawatiran di negara-negara dunia. Adapun Afrika Selatan mengumumkan adanya varian baru Omicron yang merebak di salah satu negara pada 25 November 2021.

Bahkan, disebutkan jika varian baru Covid-19 tersebut mengandung 50 mutasi yang dapat mempengaruhi kecepatan penularan.

Lalu apakah varian Omicron ini akan berdampak terhadap ekonomi Indonesia, terutama dari sisi investasi?

Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, menilai kemunculan varian omicron tidak akan mempengaruhi investasi langsung dari Afrika Selatan. Hal itu mengingat porsi investasi dari negara tersebut kecil.

“Apakah ini bakal mempengaruhi investasi langsung dari Afsel, sepertinya tidak ya, karena porsi investasi dari Afsel relatif kecil,” kata Bhima kepada Liputan6.com, Senin (29/11/2021).

Meski dia tidak menampik jika setiap ada varian baru tentu meningkatkan risiko naiknya kasus harian covid-19 di Indonesia. Namun kembali lagi dampak yang terjadi kembali dari langkah antisipasi dan respon pemerintah.

Dia pun menyarankan bagi wisatawan mancanegara atau warga asing dari Afrika Selatan sebaiknya sementara waktu tidak boleh masuk ke Indonesia terlebih dulu.

Selain itu, langkah preventif untuk mencegah penyebaran virus juga penting di daerah-daerah krusial seperti tempat destinasi wisata, perkantoran dan pintu masuk WNA baik lewat udara, laut dan darat.

Tentu yang tidak kalah penting adalah memberikan vaksin booster bagi pekerja yang rentan seperti pegawai hotel, transportasi, bandara dan tenaga kesehatan harus di prioritaskan, sehingga antibodi lebih siap menghadapi varian baru.

“Kalau antisipasi pemerintah cepat maka efek ke pertumbuhan ekonomi 2022 tidak akan sampai membuat PPKM ketat lagi,” katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya