Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulan November 2021 sebesar 0,37 persen. Angka ini naik jika dibandingkan inflasi pada bulan Oktober yang tercatat 0,12 persen.
"Terjadi inflasi sebesar 0,37 persen di selama bulan November," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam sesi teleconference, Senin (1/12/2021).
Baca Juga
Sehingga inflasi tahun kalender tercatat 1,30 persen dan secara tahunan sebesar 1,75 persen.
Advertisement
Berdasarkan komponennya, yang memberikan andil inflasi yakni komponen harga bergejolak sebesar 0,20 persen. Adapun komoditasnya yakni minyak goreng, telur ayam ras, cabe merah dan daging ayam ras.
Sementara itu komponen inflasi inti memberikan andil 0,11 persen. Terjadi kenaikan harga pada komoditas emas perhiasan, sewa rumah dan kontrak rumah.
Sedangkan berdasarkan harga yang ditentukan pemerintah memberikan andil 0,06 persen. Peningkatan ini terjadi karena ada kenaikan tarif angkutan udara dan kenaikan harga rokok kretek filter.
Dari 90 kota yang diamati BPS, terdapat 84 kota/kabupaten yang mengalami inflasi. Tertinggi terjadi di Sintang, Kalimantan Barat.
"Di Sintang ada kenaikan inflasi sebesar 2,01 persen persen," kata Margo.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Telur Ayam
Peningkatan tersebut disebabkan adanya kenaikan inflasi pada komoditas bahan bakar rumah tangga sebesar 0,27 persen, telur ayam ras sebesar 0,23 persen dan kacang panjang sebesar 0,19 persen.
Sementara terdapat 6 kota/kabupaten yang mengalami deflasi. Deflasi terbesar terjadi di Kotamobagu yakni sebesar -0,53 persen.
Adapun komoditas penyumbangnya yakni penurunan harga daun baang, ikan cakalang, cabe rawit dan kangkung. Masing-masing mengalami deflasi sebesar 0,15 persen.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement