Inflasi November 2021 0,37 Persen, Minyak Goreng Jadi Penyumbang Utama

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulan November 2021 sebesar 0,37 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Des 2021, 11:36 WIB
Diterbitkan 01 Des 2021, 11:30 WIB
FOTO: Kenaikan Harga Minyak Goreng Penyumbang Utama Inflasi
Pedagang menata minyak goreng di sebuah pasar di Kota Tangerang, Banten, Selasa (9/11/2011). Bank Indonesia mengatakan penyumbang utama inflasi November 2021 sampai minggu pertama bulan ini yaitu komoditas minyak goreng yang naik 0,04 persen mom. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulan November 2021 sebesar 0,37 persen. Angka ini naik jika dibandingkan inflasi pada bulan Oktober yang tercatat 0,12 persen.

"Terjadi inflasi sebesar 0,37 persen di selama bulan November," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam sesi teleconference, Senin (1/12/2021).

Sehingga inflasi tahun kalender tercatat 1,30 persen dan secara tahunan sebesar 1,75 persen.

Berdasarkan komponennya, yang memberikan andil inflasi yakni komponen harga bergejolak sebesar 0,20 persen. Adapun komoditasnya yakni minyak goreng, telur ayam ras, cabe merah dan daging ayam ras.

Sementara itu komponen inflasi inti memberikan andil 0,11 persen. Terjadi kenaikan harga pada komoditas emas perhiasan, sewa rumah dan kontrak rumah.

Sedangkan berdasarkan harga yang ditentukan pemerintah memberikan andil 0,06 persen. Peningkatan ini terjadi karena ada kenaikan tarif angkutan udara dan kenaikan harga rokok kretek filter.

Dari 90 kota yang diamati BPS, terdapat 84 kota/kabupaten yang mengalami inflasi. Tertinggi terjadi di Sintang, Kalimantan Barat.

"Di Sintang ada kenaikan inflasi sebesar 2,01 persen persen," kata Margo.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Telur Ayam

Jelang Natal dan Tahun Baru, Harga Telur di Jakarta Naik 21 Persen
Pedagang menjual telur ayam di pasar tradisional di Jakarta, Kamis (6/12). Di tingkat pengecer, harga telur ayam mencapai Rp 28.000/kg. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Peningkatan tersebut disebabkan adanya kenaikan inflasi pada komoditas bahan bakar rumah tangga sebesar 0,27 persen, telur ayam ras sebesar 0,23 persen dan kacang panjang sebesar 0,19 persen.

Sementara terdapat 6 kota/kabupaten yang mengalami deflasi. Deflasi terbesar terjadi di Kotamobagu yakni sebesar -0,53 persen.

Adapun komoditas penyumbangnya yakni penurunan harga daun baang, ikan cakalang, cabe rawit dan kangkung. Masing-masing mengalami deflasi sebesar 0,15 persen.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya