Terkuak, Ini Alasan Indonesia Jadi Anggota G20

G20 adalah kumpulan negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Saat ini posisi Indonesia berada di urutan ke-16 berdasarkan PDB.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Des 2021, 16:20 WIB
Diterbitkan 06 Des 2021, 16:20 WIB
FOTO: Presidensi G20 Indonesia Resmi Dibuka
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) bersama sejumlah pejabat tinggi negara dan Chair Business 20 Shinta Widjaja Kamdani dan Co Chair Youth 20 Michael Victor Sianipar saat Opening Ceremony Presidensi G20 Indonesia 2022 di Jakarta, Rabu (1/12/2021). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia adalah negara dengan posisi strategis. Dalam 20 tahun terakhir hingga sebelum pandemi, pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi global. Hal inilah yang membuat Indonesia masuk ke dalam kelompok G20 dan bahkan di 2022 menjadi Presidensi G20. 

"Perekonomian Indonesia dalam 20 tahu terakhir tidak pernah di bawah perekonomian global," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu, dalam webinar Presidensi G20: Manfaat Bagi Indonesia dan Dunia, Jakarta, Senin (6/12/2021).

G20 adalah kumpulan negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Saat ini posisi Indonesia berada di urutan ke-16 berdasarkan PDB.

Meski begitu posisi Indonesia telah sejajar dengan China dan India yang pertumbuhan ekonomi negaranya selalu di atas rata-rata perekonomian global. Sementara negara-negara maju lainnya biasanya memiliki tren yang fluktuatif.

"Kalau negara lain silih berganti, kadang melebihi rata-rata perekonomian global atau sebaliknya. Tetapi mereka lebih sering dibawah rata-rata perekonomian globa," katanya.

Untuk itu, China, India dan Indonesia menjadi tiga negara yang memimpin dengan perekonomian global. Khususnya Indonesia yang dalam 15 tahun terakhir yang memiliki pertumbuhan di kisaran 5 persen hingga 6 persen.

"Indonesia, China dan India ini leader perekonomian global karena pertumbuhan ekonomi mereka bisa 2-3 persn," kata dia mengakhiri.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Jokowi Minta Kadin Ikut Sukseskan Presidensi G20 Indonesia

FOTO: Presidensi G20 Indonesia Resmi Dibuka
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kiri) bersama pejabat tinggi negara dan Chair Business 20 Shinta Widjaja Kamdani dan Co Chair Youth 20 Michael Victor Sianipar saat Opening Ceremony Presidensi G20 Indonesia 2022 di Jakarta, Rabu (1/12/2021). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri dan resmi membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia yang digelar di BNDCC, Nusa Dua Bali, 3-4 Desember 2021.

Saat membuka Rapimnas Kadin Indonesia 2021, Presiden Jokowi mengatakan Kadin sangat penting bagi negara Indonesia, terutama dalam struktur perekonomian nasional. Pentingnya peran Kadin Indonesia tersebut, terlihat dari kehadiran jajaran menteri yang hadir untuk berdiskusi mengenai ekonomi dalam Rapimnas 2021 ini.

"Tantangan terus ada. Jangan berpikir pandemi selesai. Kunci kemajuan kita adalah dengan menyelesaikan pandemi. Ingat, investasi itu motor penggerak ekonomi, baik itu investasi di usaha ultra mikro sampai berskala besar. Target investasi 2021 ini Rp 900 triliun kelihatannya tercapai. Target 2022 jadi Rp 1.200 triliun targetnya. Membanggakannya lagi, investasi sudah lebih banyak di luar Jawa, 52 persen, Jawa 48 persen. Artinya mulai mengarah pada Indonesiasentris," kata Jokowi saat membuka Rapimnas Kadin 2021, Dikutip Sabtu (4/12/2021).

Lebih lanjut dalam Rapimnas ini Jokowi berpesan agar Kadin Indonesia ikut mendukung dan mensukseskan Presidensi G20 yang dipegang Indonesia. Fokus agenda yang akan dibawa soal arsitektur kesehatan global, transisi energi hijau dan berkelanjutan serta mengenai digitalisasi.

Bandul ekonomi dunia, kata Jokowi, sudah bergerak ke ekonomi hijau. Indonesia harus mengejar itu karena hampir semua negara maju hanya akan menerima produk bersertifikasi hijau dan renewable energy, dan kata Jokowi, dirinya ikut menitipkan pada Kadin Indonesia untuk mengembangkan tiga bidang yang dibahas di G20.

"Transisi energi kita harusnya mudah, kita punya SDA berkelanjutan melimpah. Hydropower dengan 4400 sungai. Dua sungai saja di Papua dan Kalimantan bisa menghasilkan 24 Ribu MW dan 11 Ribu MW. Sumber cadangan geothermal kita 29 ribu, baru dipakai 2 ribu. Ini sumber energi yang lama tidak kita sadari, dan sekarang harus diolah. Kadin Indonesia harus membantu," jelas Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya