Indonesia Disebut Telah Keluar dari Krisis Pandemi, Menko Luhut: Kita Belum Berani Katakan

Sejumlah pihak menyebut bahwa Indonesia sudah keluar dari krisis pandemi Covid-19.

oleh Arief Rahman H diperbarui 13 Des 2021, 17:29 WIB
Diterbitkan 13 Des 2021, 17:29 WIB
Vaksinasi COVID-19 di Taman Dadap Merah
Vaksinator menyuntikkan vaksin COVID-19 untuk warga di Taman Dadap Merah, Kebagusan, Jakarta, Sabtu (10/7/2021). Pelaksanaan vaksinasi melalui mobil vaksin keliling juga diperuntukkan untuk anak usia 12 tahun ke atas. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pihak menyebut bahwa Indonesia sudah keluar dari krisis pandemi Covid-19. Hal ini karena Indonesia berhasil melewati gelombang varian Delta pada pertengahan 2021. Namun Indonesia saat ini masih dibayang-bayangi oleh varian Omicron.

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menanggapi pernyataan bahwa Indonesia telah keluar dari krisis pandemi Covid-19.

“Kita belum berani mengatakan itu, tapi dari secara empirik kita memang sudah 150 hari lebih kita bisa flattening,” kata dia dalam konferensi pers, Senin (13/12/2021).

“Apakah kita sudah masuk endemi, kita tunggu saja saya kira tunggu saja nanti masuk bulan Januari setelah kita lewati ini semua,” imbuhnya.

Menko Luhut juga meminta untuk masyarakat tidak perlu jumawa atas capaian yang telah berhasil didapat oleh Indonesia. Meski sampai hari ini berbagai wilayah di Indonesia telah menjalankan PPKM Level 1. Dengan begitu, ia berharap ada kerja sama dari berbagai pihak untuk menjaga capaian ini.

“Maka tadi saya imbau supaya jangan dulu libur-libur ke luar negeri, supaya tidak bawa penyakit ke dalam negeri, ini masih banyak tempat-tempat liburan di republik ini yang bisa kita kunjungi. Itu sudah kami minta hotel-hotel semua dibukain, perjalanan kita coba bangun,” tuturnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pastikan Karantina

FOTO: Kantor Bus Sekolah DKI Jakarta Disulap Jadi Tempat Isolasi Pasien COVID-19
Pasien COVID-19 berjalan saat menjalani isolasi di Kantor Unit Pelayanan Angkutan Sekolah Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Selasa (6/7/2021). Ruang karantina di Kantor UPAS mampu menampung hingga 50 orang. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

 

Lebih lanjut, Menko Luhut menegaskan untuk seluruh lapisan masyarakat untuk membantu mensosialisasikan aturan mengenai perjalanan yang berlaku di Indonesia. Tujuannya, agar ada pemahaman di masyarakat.

“Saya mohon media mensosialisasikan kepada masyarakat jangan datang dia kena karantina 10 hari itu ngomel-ngomel, dia harus 10 hari karantina, itu kita pastikan yang dapat libur dia keluar (negeri), kita pastikan dia akan dapat 10 hari karantina,” tegasnya.

“Kita gak mau negeri ini dicederai dicemari oleh covid yang lain gara-gara kita sendiri tidak disiplin. Dan kemarin ada upaya-upaya melarikan itu kita ceburin aja langsung masuk ke dalam karantina terpusat, kalau tak mau hotel kita bikin di karantina lain yang kita betul-betul pastikan bahwa itu aman,” imbuh Menko Luhut.

Ia pun menambahkan pemerintah telah melakukan penghitungan risiko dengan data yang dimilikinya. Jadi, pihaknya tak mau mengorbankan segala upaya yang sudah dilakukan dalam mengendalikan Covid-19.

“Jadi kita ada menghitung risiko dengan data yang ada. jadi kita tak mau mengorbankan yang sudah, lelah, capek pengorbanan ini karena hanya kita tidak disiplin. Jadi semua harus disiplin bisa tahan diri dulu,” katanya.

“Untuk normal kita masih tunggu dulu,” tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya