Indonesia Masuk 3 Negara Teratas untuk Tujuan Investasi Asia 2013

China, India dan Indonesia menjadi tiga negara yang paling teratas terpilih sebagai lokasi investasi di tahun ini. Pilihan ini berdasarkan hasil survei Asia Business Outlook the Economist Corporate Network.

oleh Liputan6 diperbarui 08 Jan 2013, 12:36 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2013, 12:36 WIB
indonesia-tujuan-investasi130108b.jpg
China, India dan Indonesia menjadi tiga negara yang paling teratas sebagai lokasi investasi di tahun ini. Pilihan ini berdasarkan hasil survei Asia Business Outlook the Economist Corporate Network. Survei menyebutkan ada 13 negara yang menjadi tujuan investasi teratas di kawasan Asia.

Survei tahunan mengungkapkan jika China dan India tetap menjadi tujuan investasi. "Sebagai perekonomian terbesar kedua di dunia, dan dengan tingkat pertumbuhan yang tetap mengesankan, China tetap menarik. Hampir tiga perempat (73,8 persen) dari perusahaan survei kami mengatakan mereka akan meningkatkan investasi mereka di sana pada tahun 2013," demikian menurut penjelasan Economist Corporate Network, Selasa (8/1/2013).

Khusus Indonesia, survei mengatakan negara ini sebenarnya memiliki daya tarik yang tidak jauh berbeda dibandingkan India. Namun, beberapa kebijakan pemerintah di India sepanjang paruh kedua di 2012  dinilai lebih ramah bagi investor investor asing.

Sebaliknya, pemerintah Indonesia selama 2012 memberlakukan kebijakan yang dinilai kurang ramah bagi investor. Kebijakan tersebut seperti, pemberlakuan pajak pada sektor pertambangan, usulan batas kepemilikan asing di sektor pertambangan dan perbankan, kenaikan upah minimum pekerja (UMP) dan pembubaran BP migas sehingga memunculkan keraguan status perusahaan asing terkait hak konsesi eksplorasi minyak.

Iklim investasi di Indonesia sebenarnya dinilai telah memburuk. Namun perusahaan-perusahaan asing terus
meningkatkan komitmen mereka karena melihat pertumbuhan ekonomi yang berjalan pada level 6 persen sampai 7 persen per tahun. Selain itu populasi Indonesia yang besar. Beberapa investor atau perusahaan mengakui tidak mungkin mengabaikan kedua hal tersebut.

Survei juga mencatat ada dua negara Asia Tenggara yang kurang menarik sebagai lokasi investasi tahun ini.
Pertama adalah Filipina yang masuk  posisi ke-9. Hal ini cukup mengejutkan karena negara ini mencatat pertumbuhan ekonomi tercepat ketiga di Asia pada tahun 2012, di belakang Mongolia. dan China.

"Presiden Benigno Aquino memang telah membuat upaya yang kuat untuk membongkar korupsi, memperkenalkan reformasi ekonomi, dan meningkatkan bisnis negara. Tapi Filipina belum meyakinkan investor bahwa negara ini berubah menjadi lebih baik, "menurut survei.

Kejutan lain adalah Vietnam. Posisi negara ini melorot ke level ke-6 tahun ini. Penyebabnya dikatakan karena hasil dari salah urus perekonomian oleh pemerintah.

"Klien kami mengeluhkan krisis kredit yang membuat modal kerja bermasalah, rantai pasokan produksi yang masih harus diimpor dari Cina, inflasi dan upah. Selain kondisi jalan dan infrastruktur pelabuhan yang tidak memadai. Vietnam memang menawarkan banyak hal ke investor asing. Tapi saat ini negara tersebut tidak lagi bersinar, terutama sebagai lokasi alternatif ke Cina untuk manufaktur," penjelasan survei.

Berikut negara yang menjadi pilihan lokasi investasi teratas di Asia tahun ini:

1. China
2. India
3. Indonesia
4. Malaysia
5. Thailand
6. Vietnam
7. Singapura
8. Korea selatan
9. Filipina
10. Australia
11. Jepang
12. Hongkong
13. Taiwan

Survei tersebut dilakukan terhadap 207 eksekutif senior yang mengoperasikan industri mulai dari layanan keuangan, manufaktur, ritel dan kesehatan.

Para responden merupakan perusahaan besar. Sebanyak tiga perempat memiliki pendapatan lebih dari US$ 1 miliar, sementara 35 persen dari responden menjalankan operasional di perusahaan-perusahaan dengan pendapatan lebih dari US$ 10 miliar.

Hasil survei dikatakan sebagian besar mencerminkan pandangan dari perusahaan multinasional Barat di Asia, karena sebagian besar memiliki kantor pusat baik di Amerika Utara (35 persen) atau di Eropa (41 persen).(NUR/IGW)




POPULER

Berita Terkini Selengkapnya