Dirut Bulog Budi Waseso Prediksi Panen Padi Bisa Mundur ke April 2022, Ini Penyebabnya

Budi Waseso meminta masyarakat tak perlu khawatir akan ketersediaan beras di Bulog. Ia memastikan Bulog memiliki stok yang memadai.

oleh Arief Rahman H diperbarui 28 Des 2021, 13:05 WIB
Diterbitkan 28 Des 2021, 13:05 WIB
Direktur Utama Bulog, Budi Waseso memprediksi pada Januari 2022 mendatang tak ada panen beras di sejumlah daerah karena terdampak cuaca.
Direktur Utama Bulog, Budi Waseso memprediksi pada Januari 2022 mendatang tak ada panen beras di sejumlah daerah karena terdampak cuaca.

Liputan6.com, Jakarta - Hujan berkepanjangan di akhir 2021 menjelang pergantian tahun diperkirakan berdampak pada hasil pertanian termasuk padi. Badan Urusan Logistik (Bulog) memprediksi waktu panen padi di tahun 2022 akan mundur.

Direktur Utama Bulog Budi Waseso memprediksi, pada Januari 2022 mendatang tak ada panen padi atau beras di sejumlah daerah karena terdampak cuaca.

"Kalau saya prediksi, kami prediksi di Bulog, panen ini akan mundur, (panen) Februari 2022 pasti mundur ke Maret, bahkan mundur ke April," katanya dalam konferensi pers, Selasa (28/12/2021).

Berbeda dari prediksinya itu, Budi mengatakan bahwa data dari Badan Pusat Statistik (BPS) terkait prediksi panen beras. Hasilnya, hasil pertanian di triwulan I 2022 khususnya beras akan sebanyak 11,61 juta ton.

"Dari BPS, pada 2022, di triwulan pertama itu produksi pertanian kita, khususnya beras itu 11,61 juta ton. Nah ini untuk tiga bulan, dan ini produksi dalam negeri," kata dia.

Sehingga, mengacu data itu, dengan asumsi kebutuhan beras masyarakat Indonesia per bulan adalah 2,6 juta ton, hasil panen itu masih menunjukkan surplus.

"Kalau dikalikan tiga itu hasilnya masih surplus, ini produksi dalam negeri kita. Tapi seandainya cuaca tak menentu, Bulog masih punya stok yang memadai," kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tak Perlu Khawatir

Musim Kemarau, Harga Gabah Petani Alami Kenaikan
Petani memisahkan bulir padi dari tangkainya saat panen di sawah yang terletak di belakang PLTU Labuan, Pandeglang, Banten, Minggu (4/8/2019). Kurangnya pasokan beras dari petani akibat musim kemarau menyebabkan harga gabah naik. (merdeka.com/Arie Basuki)

Lebih lanjut, ia meminta masyarakat tak perlu khawatir akan ketersediaan beras di Bulog. Ia memastikan pihaknya memiliki stok yang memadai.

"Masyarakat tak usah takut atau khawatir ketersediaan bahan pangan dasar beras. Pemerintah sudah siapkan untuk antisipasi kemungkinan yang terjadi," kata dia.

Informasi hingga Desember 2021 ini, Bulog berhasil menyerap 1,2 juta ton produksi beras petani lokal. Dengan demikian sudah dipastikan untuk tahun 2021 ini Pemerintah tidak impor beras untuk kebutuhan Cadangan Beras Pemerintah.

"Keberhasilan kita dalam melakukan penyerapan beras dalam negeri tahun ini merupakan hasil kerja kerasjaringan BULOG di seluruh Indonesia di tengah pandemi Covid-19. Penyerapan beras dalam negeri ini sangat membantu petani Indonesia yang kesulitan menjual beras mereka selama pandemi Covid-19 dan juga mempertahankan prestasi pemerintah untuk tidak impor beras selama 3 tahun terakhir," Budi Waseso.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya