Liputan6.com, Jakarta Asian Development Bank (ADB) mencatat kenaikan pengiriman uang ke kawasan Asia Pasifik dari warga yang bekerja di luar negeri atau remitansi meningkat 6,7 persen pada 2021. Lebih baik dari sebelumnya yang merosot 2 persen pada 2020.
ADB mencatat kenaikan ini berimbas dari pelonggaran lockdown di sejumlah negara karena Covid-19. Dengan tren pelonggaran itu, diprediksi pada 2022 mendatang pengiriman uang atau remitansi ini akan tumbuh 5,9 persen.
Secara absolut, pengiriman uang ke wilayah tersebut diperkirakan akan meningkat sebesar USD 21,2 miliar tahun ini dan USD 19,8 miliar tahun depan, kata pemberi pinjaman yang berbasis di Manila dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada hari Selasa.
Advertisement
“Arus masuk ke kawasan itu tahun lalu mencapai USD314 miliar,” kata ADB, mengutip Reuters, Rabu (29/12/2021).
Menurut ADB, rata-rata, kawasan Asia Pasifik diperkirakan menyumbang sekitar 63,4 persen dari total peningkatan pengiriman uang global pada tahun 2021 dan 2022.
Sementara itu, ABD juga mencatat penerimaan pengiriman uang di seluruh dunia dapat meningkat sebesar 4,8 persen, atau sekitar USD34 miliar, pada tahun 2021. Serta sebesar 4,2 persen, atau USD30,7 miliar, pada tahun 2022.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Asal Negara Pengirim
Masih mengutip Reuters, ADB menyertakan sejumlah negara asal pengiriman uang ke Asia Pasifik itu.
Sekitar 60 persen dari arus masuk remitansi ke kawasan Asia-Pasifik kemungkinan akan datang dari Inggris, Amerika Serikat dan Uni Eropa.
“Sementara hampir 30 persen akan berasal dari Timur Tengah,” katanya.
ADB telah memangkas perkiraan pertumbuhannya untuk negara berkembang Asia sekelompok 45 negara di kawasan Asia-Pasifik untuk tahun ini dan selanjutnya untuk mencerminkan risiko dan ketidakpastian yang ditimbulkan oleh varian virus corona Omicron.
Advertisement