Liputan6.com, Jakarta - Kementerian BUMN mencatatkam kinerja positif sepanjang 2021. Salah satunya terkait proses benah-benah di tubuh BUMN.
Menteri BUMN Erick Thohir mencatat sejumlah keberhasilan restrukturisasi di Badan Usaha Milik Negara. Mulai dari Pertamina, hingga merger PT Pelabuhan Indonesia.
Tujuannya, guna memiliki kekuatan yang lebih besar sesuai dengan model bisnis yang dijalankan. Sehingga mampu bersaing dengan perusahaan lainnya
Advertisement
Di PT Pertamina (Persero) misalnya, dengan restrukturisasi operasional melalui pembentukan subholding, Pertamina ditargetkan menjadi perusahaan Global Energy Champion dan memiliki valuasi senilai USD 100 miliar.
"Meski kita semua terus berjuang menghadapi disrupsi akibat pandemi, kinerja positif kementerian BUMN tetap bisa ditingkatkan. Kinerja keuangan, operasional, dan tanggung jawab sosial yang dilakukan mencatat hasil terbaik," kata Menteri Erick Thohir dalam evaluasi kinerja Kementerian BUMN, Kamis (30/12/2021).
Baca Juga
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pelindo
Sementara itu di sektor logistik, KBUMN terus melakukan terobosan untuk menekan biaya logistik di Indonesia yang masih lebih tinggi ketimbang negara-negara tetangga di Asia. Penggabungan Pelindo yang telah diupayakan selama 20 tahun telah berhasil pada Oktober 2021.
Melalui merger itu, Pelindo kini menjadi operator terminal peti kemas nomor 8 terbesar di dunia dengan throughout 16,7 juta TEUs serta menjadi salah satu pemain utama pelabuhan dunia yang memiliki total aset Rp 112 triliun.
Penggabungan ini juga ditujukan untuk meningkatkan konektivitas dan efisiensi sehingga menurunkan biaya logistik nasional agar industri di Indonesia lebih kompetitif.
Advertisement
Jiwasraya
Selain itu, penyelesaian kasus Jiwasraya juga jadi perhatian Menteri Erick di 2021. Restrukturisasi yang diterapkan di perusahaan asuransi itu mampu menyelesaikan masalah lama yang tak kunjung usai.
Jelang akhir tahun, 230 ribu polis para nasabah tahap pertama Jiwasraya berhasil diselamatkan dan dipindahkan menjadi nasabah ke Indonesia Financial Group (IFG), Holding BUMN untuk sektor asuransi dan penjaminan.
"Tahap pertama penyelesaian polis asuransi nasabah Jiwasraya ke IFG tak hanya menjadi upaya pemerintah mengembangkan industri perasuransian agar tumbuh semakin sehat dan kuat, tapi lebih jauh lagi untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat. Hal ini penting untuk menciptakan daya saing bagi perusahaan asuransi Indonesia di segmen asuransi jiwa dan memberikan proteksi maksimal bagi masyarakat," jelas Erick.