BI: Surplus Neraca Perdagangan Jaga Ketahanan Eksternal Perekonomian

Surplus neraca perdagangan Desember 2021 dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas.

oleh Tira Santia diperbarui 18 Jan 2022, 10:45 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2022, 10:45 WIB
Neraca Perdagangan RI Alami Surplus
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Surplus ini didapatkan dari ekspor September 2021 yang mencapai US$20,60 miliar dan impor September 2021 yang tercatat senilai US$16,23 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, surplus neraca perdagangan Indonesia Desember 2021 tetap tinggi mencapai USD 1,02 miliar. Meskipun lebih rendah dibandingkan dengan surplus neraca perdagangan bulan sebelumnya sebesar USD 3,52 miliar.

dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan Indonesia secara keseluruhan tahun 2021 mencatat surplus USD 35,34 miliar jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada tahun 2020 sebesar USD 21,62 miliar.

Dikutip dari laman bi.go.id, Selasa (18/1/2022), Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan tersebut berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk mendukung pemulihan ekonomi.

Surplus neraca perdagangan Desember 2021 dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang tetap tinggi di tengah defisit neraca perdagangan migas yang meningkat.

 


Ekspor Sumber Daya Alam

Neraca Perdagangan RI
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Surplus ini didapatkan dari ekspor September 2021 yang mencapai US$20,60 miliar dan impor September 2021 yang tercatat senilai US$16,23 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada Desember 2021, surplus neraca perdagangan nonmigas sebesar USD 3,30 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada November 2021 sebesar USD 5,21 miliar. Ekspor nonmigas pada Desember 2021 tercatat sebesar USD 21,28 miliar, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan capaian pada bulan sebelumnya sebesar USD 21,51 miliar.

Sementara, ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti lemak dan minyak hewan/nabati termasuk CPO serta produk manufaktur, termasuk besi dan baja serta mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, tercatat meningkat.

Ditinjau dari negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang tetap tinggi seiring dengan pemulihan permintaan global. Sementara itu, impor nonmigas meningkat pada seluruh komponen, sejalan dengan perbaikan ekonomi domestik yang berlanjut.

Adapun, defisit neraca perdagangan migas meningkat dari USD 1,69 miliar pada November 2021 menjadi USD 2,28 miliar pada Desember 2021, dipengaruhi oleh impor migas yang meningkat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya