Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menargetkan pertumbuhan kredit pada 2022 di kisaran 6-8 persen dibandingkan tahun lalu. Optimisme tersebut sejalan dengan penanganan pandemi COVID-19 di dalam negeri yang cukup baik.
"Kita konservatif di 6-8 persen. Tapi seperti tahun 2021, kalau memang ekonomi secara fundamental bagus, suku bunga juga tidak terpengaruh naik terlalu tinggi, NPL bisa kita kendalikan, kemudian LAR trennya menurun, mudah-mudahan kita bisa lebih dari target. Tapi secara konservatif 6-8 persen," ungkap Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Jahja Setiaatmadja dalam paparan kinerja perseroan, Kamis (27/1/2022).
Baca Juga
Namun demikian, untuk kuartal I 2022 Jahja mengatakan, pertumbuhan belum akan tampak signifikan dibandingkan posisi akhir tahun lalu.
Advertisement
Sebagai perbandingan, sebelum omicron masuk Indonesia, pada akhir tahun lalu mobilitas sudah mulai pulih. Sehingga banyak sektor yang sudah mulai menggeliat dan penyaluran kredit tumbuh.
"Untuk kuartal I 2022 mungkin kita belum bisa growth melebihi angka Desember. Itu normal. Tapi kuartal II,III dan IV secara total year saya optimis,” kata dia.
"Secara umum industri yang kita lihat bisa terus berkemabng seperti infrastruktur itu cukup punya greget. Kemudian telko, ini membutuhkan dukungan perkreditan. Kapan mereka mau tarik, itu tergantung kebutuhna pendanaan mereka. Kemudian dari CPO masih bisa menjanjikan,” tutur dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Total Kredit BCA
Hingga akhir tahun lalu, total kredit BCA naik 8,2 persen yoy menjadi Rp 637 triliun di Desember 2021, lebih tinggi dari target pertumbuhan 6 persen.
Perseroan mencatatkan pertumbuhan kredit hampir di semua segmen, terutama ditopang oleh segmen korporasi dan KPR. Penyaluran kredit baru di segmen korporasi tumbuh dua kali lipat dibandingkan level pra-pandemi, sementara untuk segmen UKM dan KPR juga mampu melebihi capaian pada 2019.
Sejalan dengan pencapaian itu, kredit korporasi naik 12,3 persen yoy mencapai Rp 286,5 triliun di Desember 2021, menjadi penopang utama pertumbuhan total kredit BCA.
KPR, yang menjadi kontributor tertinggi kedua, tumbuh 8,2 persen yoy menjadi Rp 97,5 triliun. Kredit komersial dan UKM juga naik 4,8 persen yoy menjadi Rp 195,8 triliun.
Sementara itu, KKB terkoreksi 2,4 persen yoy menjadi Rp 36,0 triliun, dan saldo outstanding kartu kredit tumbuh 5,2 persen yoy menjadi Rp 11,8 triliun. Total portofolio kredit konsumer naik 5,1 persen yoy menjadi Rp 148,4 triliun.
Advertisement