Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian saat ini tengah fokus terhadap kualitas pendidikan vokasi untuk mencetak pengusaha pertanian milenial. Untuk mewujudkan hal tersebut, Kementan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian melakukan sinergi dengan Kementerian/Lembaga terkait, Perguruan Tinggi maupun stakeholder lainnya.
Salah satunya dengan Universitas Pertahanan. Berkaitan dengan hal tersebut, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menegaskan pentingnya membangun institusi pendidikan vokasi yang berkualitas.
Baca Juga
Hal ini dimaksudkan untuk mencapai SDM vokasi yang unggul dan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Advertisement
"Transformasi pendidikan di sektor pertanian belumlah maksimal apabila hanya menyangkut kelembagaan. Sehingga ada empat faktor yang harus ditekankan dalam pendidikan vokasi seperti pengembangan keterampilan yang menyatuhkan intektual sistem dengan manajemen praktis," katanya.
Empat faktor itu, kata Mentan, menjadi penentu keberhasilan pendidikan vokasi yang pertama adalah karakter yang tidak mudah menyerah dan memiliki jiwa yang tangguh. Kedua, kompetensi maka Polbangtan dan SMKPP harus menciptakan generasi milenial yang mampu bekerjasama dengan orang lain.
Ketiga, memiliki sifat kritis baik pada dirinya, dengan lingkungan dan semua masalah yang dihadapi namun tetap sejalan dengan jiwa kebangsaan.
"Faktor keempat adalah berfikir kreatif untuk berinovasi dengan meningkatkan literasi tentang sektor pertanian, manajemen keuangan, orientasi pasar dan sarana prasarana melalui dunia digital," tutur Mentan SYL.
Terpisah Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menambahkan peran petani milenial dalam pembangunan pertanian tanah air di era teknologi seperti saat ini sangat penting.
"Itu karena itu, pendidikan vokasi sebagai sarana mencetak petani milenial tangguh yang siap ditempatkan di semua lini pembangunan pertanian harus dioptimalkan," ujarnya.
Universitas Pertahanan merupakan salah satu Perguruan Tinggi yang dianggap memiliki kekhususan atau prodi spesifik yang tidak dapat dijalankan oleh Perguruan Tinggi di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), sehingga Universitas Pertahanan di bawah Kementerian Pertahanan RI tetap dapat melaksanakan penyelenggaraan pendidikan.
Perkembangan Unhan dapat dikatakan sangat pesat sejak didirikan pada 11 Maret 2009 dengan dua fakultas, yaitu Fakultas Strategi Pertahanan dan Fakultas Manajemen Pertahanan yang mempelajari tentang isu-isu strategis yang berhubungan dengan masalah pertahanan negara.
Kemudian pada 2017 Unhan mendirikan dua fakultas yaitu Fakultas Keamanan Nasional dan Fakultas Teknologi Pertahanan, dimana semua fakultas yang ada di Unhan merupakan Program Magister (S2), serta pada 2018 program doktoral yaitu konsentrasi strategi pertahanan, konsentrasi manajemen pertahanan, konsentrasi keamanan nasional dan konsentrasi teknologi pertahanan.
Dalam hal membantu peningkatan ketahanan pangan, utamanya di wilayah perbatasan, pada 30 Agustus 2021, Unhan mendirikan Program Fakultas Vokasi. Ini menjadi peluang tersendiri bagi Kementan untuk menjalin kerjasama dengan Unhan.
Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti beserta Tim Transformasi Khusus Transformasi Politeknik Kementerian Pertanian, Wakil Direktur, Dosen dan Guru SMK PP berkoordinasi langsung ke Universitas Pertahanan.
Dalam kesempatan tersebut, Idha Widi Arsanti menyatakan momentum baik ini dimanfaatkan untuk menjalin kerjasama dengan Universitas Pertahanan.
"Unhan sebagai salah satu Perguruan Tinggi yang mempunyai spesifikasi dan kekhasan khusus dalam mencetak lulusannya," ujar Santi di Kawasan IPSC Sentul, Sukahati, Kecamatan Citeureup, Bogor, Jawa Barat, Kamis (10/2).
Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pendidikan pada Politeknik Kementerian Pertanian sehingga lulusan yang dihasilkan lebih berkualitas, mumpuni dan profesional.
(*)
(*)