Indonesia Setop Ekspor Nikel dan Bauksit Mentah Mulai 2022

Mulai 2022 dan 2023, Indonesia akan memasuki era hilirisasi sumber daya alam.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Feb 2022, 19:00 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2022, 19:00 WIB
Harga Nikel Naik 28 Persen, Ini Strategi Antam Agar Kompetitif
Nikel lagi-lagi mencatatkan trend kenaikan harga yang positif selama tahun 2017.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Indonesia akan memasuki babak baru pengelolaan sumber daya alam yang dimiliki. Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia mengatakan mulai tahun 2022 dan tahun 2023, Indonesia akan memasuki era hilirisasi sumber daya alam.

Hal tersebut ditandai dengan penghentian ekspor nikel keluar negeri sebagai bahan mentah. Sebaliknya, nikel akan diolah terlebih dahulu di Indonesia sebelum hasilnya nanti akan di ekspor.

"Tahun ini kita kira setop (ekspor) nikel," kata Bahlil dalam acara Penghargaan Capaian Realisasi Investasi Tahun 2021 kepada Kepala Daerah, Jakarta, Rabu (16/2).

Di tahun yang sama pemerintah juga akan menghentikan ekspor bauksit. Kemudian tahun depan timah dan tembaga juga akan dihentikan ekspornya dalam bentuk barang mentah.

"Tahun 2023 timah dan tembaga juga akan kita lakukan hilirisasi," kata dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Investasi Hilirisasi

Nikel
Ilustrasi Nikel

Bahlil membandingkan investasi di sektor jasa dan hilirisasi nyatanya memiliki dampak yang berbeda bagi Indonesia. Setelah diperhitungkan, investasi dalam bentuk hilirisasi lebih banyak menghasilkan efek berganda (multiplier effect) yang lebih besar. Terlebih dalam rangka mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional setelah diterpa pandemi Covid-19.

"Investasi hilirisasi ini lebih tinggi efeknya," kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya