Buat Milenial Bergaji Rp 8 Jutaan, BTN Tawarkan KPR Tenor 30 Tahun

BTN terus mendorong penyaluran Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), terutama untuk kalangan milenial.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Feb 2022, 18:10 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2022, 18:10 WIB
Kantor Bank BTN
Kantor Bank BTN (dok: BTN)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN  terus mendorong penyaluran Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), terutama untuk kalangan milenial.  Untuk itu, BTN kerja sama dengan beberapa pengembang untuk mewujudkan hal tersebut. 

Dalam kerja sama ini,BTN akan menyediakan KPR dengan bunga kompetitif dan pengembang menyediakan perumahan yang terjangkau bagi milenial. Nantinya hunian tersebut akan dibangun dekat dengan kawasan perkotaan atau urban. Rencananya, KPR milenial hanya berjarak 2 Kilometer (Km) dengan layanan publik seperti MRT dan LRT.

"Saat ini kami ada program perumahan milenial yaitu mendorong perumahan ini dibeli milenial di daerah urban," kata Wakil Direktur BTN Nikson Napitupulu, Jakarta, Selasa (22/2).

Sasaran program ini adalah masyarakat yang memiliki penghasilan menengah. Kategorinya yaitu masyarakat dengan penghasilan berkisar Rp 8,1 juta hingga Rp 8,3 juta. Adapun tenor kredit yang ditawarkan adalah 30 tahun dengan limit 600-700 juta.

"Jadi kalau dia tinggal di rusun, dia mungkin bisa dapat, tidak studio, tetapi 1 kamar normal, 1 kekecilan, ini (KPR milenial) mungkin bisa masuk dan terjangkau," kata Nikson.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Cari Pembiayaan Hingga ke Jepang

Pameran Indonesia Property Expo (IPEX) 2018
Pengunjung memadati stan Indonesia Property Expo (IPEX) 2018 di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Sabtu (3/3). PEX 2018 merupakan pameran yang digelar dalam rangka menyambut HUT ke-68 Bank BTN pada 9 Februari mendatang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nikson mengatakan, pembiayaan KPR tersebut sudah dibicarakan dengan salah satu perbankan di Jepang. Adapun biaya bunga yang ditawarkan sebesar 1 persen.

"Problemnya itu dalam Japanese Yen, sementara KPR itu rata-rata IDR. Kalau di IDR mahal banget bisa sampai 6 persen. Itu yang menyebakan sumber dana dari luar negeri mahal. Kalau ditanya, banyak yang murah? banyak banget, tapi kalau di Rupiahkan jadi mahal banget," katanya.

Dia pun melanjutkan, seharusnya ada semacam subsidi currency swab sehingga pendanaan dari luar negeri bisa murah. "Itu upaya yang kami lakukan konsisten 90 persen portofolio di perumahan. Kita konsisten di perumahan," katanya.

Sementara itu sepanjang 2015 hingga 2021, BTN sudah mendanai pembangunan perumahan KPR sebanyak Rp425 triliun. "Ini angkanya sangat besar. Kami juga bekerja sama dengan developer, ada sekitar 8380 developer," tandas Nikson.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya