Liputan6.com, Jakarta - International Labour Organization (ILO) mengungkapkan data bahwa ada 114 juta lapangan kerja di seluruh dunia yang hilang sejak pandemi Covid-19. Padahal sebelum pandemi diprediksi akan ada 30 juta lapangan kerja baru bakal tumbuh di 2020.
Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengatakan, hal tersebut juga terjadi di Indonesia. Akibat ekonomi yang melemah sebagai dampak pembatasan, banyak lapangan kerja hilang.
"Namun dari pengalaman melewati krisis di masa lalu, bangsa ini menunjukkan bahwa kita mampu bangkit, bahkan menjadi lebih kuat pasca tempaan krisis," kata dia saat menjadi keynote speaker dalam acara Forum Ekonomi Merdeka (FEM), Senin (28/2/2022).
Advertisement
Wapres pun mengajak seluruh pihak untuk merenungkan kalau pandemi telah memaksa perubahan di banyak aspek kehidupan. Sebagai individu dia berharap seluruh pihak mampu menyesuaikan diri.
"Inilah saatnya kita meningkatkan kompetensi, memperkuat hard skills dan soft skills sehingga kita menjadi manusia yang berdaya dan mampu melewati tantangan masa depan," pungkasnya.
Reporter : Intan Umbari Prihatin
Sumber: Merdeka.com
Baca Juga
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ekonomi Hijau Hasilkan Lapangan Kerja 10 Kali Lebih Banyak
Direktur Ketenagakerjaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Mahatmi Parwitasari Saronto mengatakan, pengarusutamaan lapangan kerja hijau menjadi peluang sekaligus tantangan strategis bagi Indonesia.
Menurut dia, kebijakan ekonomi hijau atau ramah lingkungan (green economy) termasuk investasi hijau mampu menciptakan lapangan kerja baru yang lebih berkelanjutan.
"Investasi pada ekonomi hijau diperkirakan mampu menciptakan 7-10 kali lipat lebih banyak lapangan kerja dibandingkan investasi konvensional," ujar Mahatmi dalam konferensi Indonesia's Green Jobs secara virtual, Selasa (8/2/2022).
Faktor utamanya, dia menambahkan, karena pekerjaan-pekerjaan di sektor investasi hijau dinilai lebih padat karya.
"Lapangan pekerjaan tambahan ini akibat intervensi pada sektor energi terbarukan, teknologi kendaraan listrik, efisiensi energi, pemanfaatan lahan, dan peningkatan pengelolaan limbah," bebernya.
Advertisement