Raih Posisi 4 Dunia, Indonesia Keluar dari Jebakan Kelas Menengah di 2034

Pemerintah RI tengah berupaya agar Indonesia bisa terlepas dari jebakan negara kelas menengah atau middle income trap.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 11 Mar 2022, 11:15 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2022, 11:15 WIB
FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan ekspor barang dan jasa kuartal II/2020 kontraksi 11,66 persen secara yoy dibandingkan kuartal II/2019 sebesar -1,73. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah RI tengah berupaya agar Indonesia bisa terlepas dari jebakan negara kelas menengah atau middle income trap. Untuk mencapai itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhamamad Lutfi mengatakan, pemerintah perlu menyusun peta jalan pertumbuhan ekonomi ke depan.

Mengutip pidato kampanye Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2019, Mendag menyebut Indonesia akan mencapai nomor 4 negara ekonomi terbesar dunia di 2045.

Sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia berdasarkan kenaikan produk domestik bruto (PDB) harus mencapai 6,4 persen per tahun.

"Artinya di 2045 kita akan punya GDP per kapita sekitar USD 29 ribu per kapita. Kita akan menjadi nomor 4 dunia, dan akan keluar dari jebakan kelas menengah pada tahun 2034," ujar Mendag Lutfi, Jumat (11/3/2022).

Melihat catatan ke belakang, Mendag Lutfi menilai Indonesia sebenarnya sudah bersiap untuk keluar dari middle income trap sejak beberapa tahun lalu.

"Kalau kita bicara tahun 2015 dulu, kita nomor 16. Hari ini sudah nomor 15 GDP-nya secara total. Dan pada 2030 kita semustinya sudah mencapai USD triliun, atau hampir tripple GDP kita hari ini. Kita hari ini USD 1,1 triliun," paparnya.

"Begitu kita sampai USD 2,8 triliun, GDP per kapita kita sudah mencapai USD 10.000, bahkan 11 ribu. Ketika kita tahun 2045 atau 100 tahun setelah Indonesia merdeka, GDP per kapita kita bisa USD 9,3 triliun, atau setara 4 besar ekonomi dunia," terang dia.

 

Bukan Target Mudah

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi. (Arfandi/Liputan6.com)
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi. (Arfandi/Liputan6.com)

Namun, itu bukan target yang mudah. Studi OECD mengatakan, tidak ada satu negara pun di dunia sejak 1969 yang bisa menjadi negara high income atau keluar dari middle income trap, jika populasi tuanya lebih banyak daripada yang muda.

"Indonesia diprediksi akan habis demografic bonusnya pada 2038-2050. Jadi itu adalah deadline terakhir agar Indonesia bisa jadi negara maju," sebut Mendag Lutfi seraya mewanti-wanti.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya