Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) optimistis proses pemulihan ekonomi nasional terus berlanjut. Salah satunya terlihat dari sektor UMKM yang siap menggenjot angka penjualannya.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung mengatakan, pihak bank sentral telah menggelar survei terkait kesiapan UMKM dalam mendongkrak omset di tengah masa pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
"Survei internal kami di Bank Indonesia mencatat bahwa hampir 50 persen UMKM itu telah siap untuk kembali meningkatkan penjualannya," kata Juda Agung dalam sesi webinar, Senin (21/3/2022).
Advertisement
Dia menilai, UMKM punya peran sangat penting dalam perekonomian nasional. Terlebih saat ini pelaku usaha di sektor tersebut jadi pemain utama dalam pengadaan lapangan kerja.
Menurut survei milik BI, kini terdapat lebih dari 65 juta UMKM di Tanah Air, dengan angka penyerapan tenaga kerja sekitar 120 juta orang.
"Survei kami juga menunjukkan mayoritas UMKM sangat optimis dengan kondisi perekonomian dan usaha mereka ke depan," imbuh Juda Agung.
Juda menambahkan, kontribusi UMKM terhadap pertumbuhan domestik produk (PDB) Indonesia juga sangat besar, yakni 61 persen atau setara Rp 8.500 triliun.
"Dengan tingkat penyerapan tenaga kerja tinggi, serta pangsa besar terhadap PDB, maka UMKM tentu menjadi kunci dalam pemulihan ekonomi nasional," ujar dia.
Baca Juga
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bappenas: UMKM Jadi Bantalan Pemulihan Ekonomi
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mencatat 98 persen UMKM terdampak pandemi. Padahal, UMKM merupakan salah satu penopang pertumbuhan ekonomi.
Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/ Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti menyebut, banyak UMKM mengalami masalah selama pandemi Covid-19. Diantaranya sulitnya mengatasi distribusi dan kesulitan memperoleh bahan baku.
"UMKM akan jadi salah satu bantalan pemulihan ekonomi di 2022, dimana dampak dari pandemi Covid-19 ini ternyata 98 persen UMKM mengalami permasalah diferensiasi dan supplier," katanya dalam Forum Ekonomi Merdeka: Indonesia Bangkit 2022, Senin (28/2/2022).
"Antara lain karena berkurangnya distribusi dan juga kesulitan memperoleh bahan baku," imbuh Amalia.
Atas permasalah tersebut, Bappenas mendukung sejumlah upaya pemulihan para pelaku UMKM. Mulai dari subsidi bunga dan restrukturisasi kredit, hingga melakukan pendampingan.
"(Kemudian) perluasan layanan, pendampingan pelatihan dan juga bantuan produktif usaha mikro dan satu lagi tentunya selain pemulihan UMKM juga didorong untuk meningkatkan nilai tambah yang melalui berbagai program," katanya.
Diantaranya, pengembangan potensi UMKM terpadu berbasis wilayah peningkatan kemampuan digital UMKM. Lalu, dengan pengembangan ruang produksi bersama bagi sentra UMKM.
"Kita memiliki ruang lingkup yang akan dilakukan untuk mendorong produktivitas maupun nilai tambah dari UMKM antara lain kurasi dan standarisasi produk, ini juga membantu perluasan akses pasar dan kewirausahaan," terangnya.
Kemudian penyediaan akses pasar, pendampingan Sumber Daya Manusia (SDM) UMKM, serta regulasi dan pendataan UMKM.
Advertisement