Gara-Gara Pandemi, Banyak Orang Mulai Pertimbangkan Punya Rumah di Luar Kota

Adanya pandemi yang menyebabkan masyarakat harus lebih banyak berkegiatan di rumah menyebabkan hampir setengah total responden ingin melakukan renovasi rumah.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 04 Apr 2022, 07:00 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2022, 07:00 WIB
Percepatan Hunian bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Aktivitas pekerja rumah subsidi di Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/2/2022). PT BTN (Persero) TBK terus berupaya memenuhi kebutuhan hunian layak terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah guna mempercepat sektor perumahan mendukung ekonomi berkelanjutan. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 membuat masyarakat beradaptasi dan melakukan perubahan sikap terkait hunian. Salah satu adaptasi dan perubahan sikap yang ditunjukkan adalah banyak orang mulai mempertimbangkan untuk memiliki rumah di luar pusat kota.

Dalam survei yang dilakukan oleh rumah.com, hampir setengah total responden mempertimbangkan untuk memiliki rumah di luar pusat kota. Hal ini dinyatakan oleh 47 persen responden yang memiliki preferensi terhadap wilayah yang tidak terlalu ramai maupun pindah ke luar kota.

Survei kali ini berdasarkan 1031 responden dari seluruh Indonesia yang berlangsung pada bulan Juli hingga Desember 2021.

Kecenderungan untuk bisa tinggal di luar Jabodetabek jika kondisi memungkinkan bekerja dari rumah (WFH) juga makin meningkat. Hal ini seperti dinyatakan oleh 64 persen responden.

"Jawa Barat tetap menjadi daerah tujuan untuk ditinggali di luar Jabodetabek. Hal ini dinyatakan oleh 43 persen responden, disusul oleh Yogyakarta yang menjadi pilihan dari 26 persen responden, kemudian Bali dan Jawa Tengah masing-masing menjadi pilihan 20 persen responden lainnya," jelas Country Manager Rumah.com Marine Novita, dalam keterangan tertulis, Senin (4/4/2022).

Adaptasi dan perubahan sikap lainnya adalah 2 dari 3 orang Indonesia semakin sadar untuk menjaga pola hidup sehat dan lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga. Sejumlah 61 persen responden sekarang lebih sadar untuk menjaga kebiasaan gaya hidup sehat.

Sementara 60 persen responden kini memilih menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga daripada sebelum pandemi. Sedangkan sekitar setengah atau 48 persen responden memilih untuk mencari pekerjaan yang memungkinkan mereka lebih banyak berada di rumah atau WFH.

“Adanya pandemi yang menyebabkan masyarakat harus lebih banyak berkegiatan di rumah menyebabkan hampir setengah total responden ingin melakukan renovasi rumah. Hal ini seperti dinyatakan oleh 45 persen responden yang menyatakan keinginan untuk mengubah maupun mempercantik area tertentu di rumah mereka agar lebih sesuai dengan kebutuhan semua anggota rumah tangga,” kata Marine.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Menghindari Area Keramaian

Rusun Konsep TDO di Tanjung Barat Resmi Dibangun
Maket proyek perumahan rumah susun yang akan di bangun di Stasiun Tanjung Barat, Jakarta, Selasa (15/8). Perum Perumnas bersama PT KAI resmikan pembangunan proyek rumah susun dengan konsep Transit Oriented Development (TOD). (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Perubahan sikap dan perilaku selama pandemi lainnya adalah hampir setengah total responden sekarang memilih berbelanja kebutuhan pokok secara online, lebih sering daripada sebelum pandemi. Hal ini dinyatakan oleh 44 persen responden.

Sementara lebih dari setengah total responden sekarang lebih sering menghindari area keramaian karena pandemi. Hal ini seperti dinyatakan oleh 55 persen responden sekarang memilih untuk menghindari pergi ke area keramaian dan 30 persen responden lainnya sekarang memilih untuk menghindari makan di luar.

Marine menjelaskan bahwa situasi pandemi mengakibatkan banyak perusahaan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) maupun merumahkan karyawannya menyebabkan tidak stabilnya pekerjaan ataupun gaji menjadi hambatan bagi karyawan untuk mengambil Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Hal ini seperti dinyatakan oleh 57 persen responden, naik 5 persen dari periode sebelumnya. Sementara 40 persen responden lainnya tidak mampu mengumpulkan uang muka (DP), naik dari 6 persen dari periode sebelumnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya