Liputan6.com, Bogor Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) meminta agar penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian terus ditingkatkan.
“Kita masih terus mendorong pertanian yang maju, mandiri dan modern. Modern itu berarti di dalamnya kita bicara SDM. Bagaimana mau cepat kalau masih pakai kendaraan kemarin. Bagaimana mau maju kalau ilmunya, teknologinya, mekanisasinya masih seperti yang kemarin,” kata Mentan Syahrul.
Baca Juga
Bukan tanpa alasan hal itu dilakukan, Mentan SYL berharap pertanian menjadi penopang utama bagi hadirnya solusi bangsa dan negara.
Advertisement
“Bagaimana caranya produktivitas meningkat, sistem pengolahannya maju. Pertanian harus maju, mandiri, modern menggunakan riset, sains dan teknologi,” paparnya.
Syahrul pun mengajak seluruh insan pertanian untuk mengubah cara pandang terhadap sektor pertanian.
“Cara pandang kita tidak boleh seperti kemarin. Bagaimana memandirikan pertanian untuk menyangga daerah masing-masing, menyangga kabupaten, provinsi hingga nasional. Semua harus punya cita-cita itu,” tegas Mentan Syahrul.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi pun menggarisbawahi bahwa pemegang peran penting dalam kemajuan sektor pertanian adalah SDM.
Menurutnya, yang paling menonjol dari Negara maju adalah sumber daya manusia nya. Apabila sektor pertanian ingin maju, maka harus dimulai dari kemajuan sumber daya manusia.
Pendidikan Vokasi Pertanian
Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas SDM Pertanian, Kementan melalui Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) BPPSDMP menggelar Multi-Stakeholder Forum bertajuk “Link and Match Vocational Education Indonesia”, di Hotel Permata Bogor (12/04) secara hybrid.
Acara yang bekerja sama dengan Maastricht School of Management (MSM), menghadirkan narasumber yang sangat lekat dengan sektor pertanian seperti, Insyan Syafaat dari PISAgro, Dasep Suryanto dari KADIN serta Huub LM Mudde dari MSM.
Kegiatan yang dibuka langsung oleh Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti ini dilakukan untuk memperbaharui informasi mengenai perkembangan kebijakan strategis saat ini terkait Pendidikan Vokasi serta meningkatkan kolaborasi antara stakeholders di Indonesia dalam mendukung dan memperkuat Pendidikan Vokasi pertanian.
“Diharapkan melalui forum ini dapat mencari solusi terbaik pada permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam reformasi Pendidikan Vokasi untuk memasifkan proses pembangunan SDM Indonesia.
Advertisement
Penguatan Platform Multi-Stakeholder
Selain itu melalui forum ini juga diharapkan adanya pendirian/penguatan platform multi-stakeholder yang bertujuan untuk meningkatkan dan menyusun kolaborasi antara Sekolah Menengah Kejuruan, Politeknik, Universitas, sektor swasta terkait dan lembaga pemerintah untuk Pendidikan inklusif berorientasi pasar di sektor pertanian," jelas Santi.
Santi pun menyampaikan tantangan saat ini dalam mengembangkan pendidikan vokasi adalah bagaimana mendorong sistem pendidikan vokasi yang lebih terintegrasi untuk memastikan keterampilan yang dimiliki oleh lulusan pendidikan vokasi dapat sesuai dengan permintaan industri. Untuk itu, diperlukan transformasi ekosistem pendidikan vokasi Indonesia yang didorong oleh kebutuhan.
Sebagai penutup, disampaikan kesimpulan dari kegiatan ini yaitu bahwa kegiatan Multi-Stakeholder Forum sangat penting untuk menjaga kolaborasi yang diciptakan oleh project yang sedang dilakukan, serta pembelajaran dan juga tantangan dan peluang telah dapat diidentifikasi, disampaikan serta dibagikan dalam kegiatan ini sehingga dapat menjadi bekal untuk forum-forum yang akan diadakan selanjutnya.
(*)