Operasikan LRT Jabodebek, PT KAI Bakal Rekrut 572 Pegawai

PT KAI bakal merekrut Operation Control Center (OCC) Operator untuk mengontrol kereta LRT Jabodebek.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 12 Mei 2022, 20:16 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2022, 20:15 WIB
FOTO: LRT Jabodebek Uji Beban di Jembatan Bentang Panjang
Petugas berada dekat rangkaian LRT Jabodebek saat uji beban di Jembatan Bentang Panjang kawasan Kuningan-Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (24/2/2022). Jembatan sepanjang 148 meter tersebut diklaim sebagai yang terpanjang di dunia. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - PT KAI (Persero) tengah menyeleksi ratusan calon pegawai untuk mengoperasikan LRT Jabodebek yang rencana beroperasi secara komersial paling cepat Desember 2022.

Direktur Utama PT KAI (Persero) Didiek Hartantyo mengatakan, pihaknya hendak menarik 572 pegawai di berbagai posisi untuk kebutuhan operasional LRT Jabodebek. Proses rekrutmen telah dilakukan bertahap sejak 2020 lalu.

Personel yang paling banyak direkrut yakni train attendant, pegawai di samping masinis yang kerap memberikan informasi dan pelayanan kepada pelanggan.

"Soal human resources, PT KAI akan siapkan 572 pegawai, dimana nanti akan ada train atendant," ujar Didiek dalam sesi webinar, Kamis (12/5/2022).

Meskipun tak bertugas mengemudikan kereta LRT, train attendant tetap harus memiliki sertifikasi masinis. "Jadi dengan teknologi GoA 3 ini sifatnya bukan masinis. Walaupun mereka ada sertifikasi masinis, namun fungsinya train attendant," imbuhnya.

Kemudian, KAI juga bakal merekrut Operation Control Center (OCC) Operator untuk mengontrol kereta LRT Jabodebek.

Sebagai informasi, kereta LRT yang memiliki teknologi GoA 3 dapat beroperasi secara otomatis tanpa masinis. Untuk itu, OCC Operator akan menggantikan posisi masinis untuk mengarahkan dan mengoperasikan kereta.

"OCC Operator ini akan jadi otak perjalanan kereta api ini, karena semua perjalanan terpusat di OCC yang ada di Depo," terang Didiek.

Mengutip data milik PT KAI (Persero), jumlah pegawai yang dibutuhkan untuk pengoperasian KRL Jabodebek bahkan lebih besar, mencapai 585 personel untuk 5 posisi operational dan maintenance.

Posisi paling besar dibuka untuk lowongan train attendant, 123 orang. Diikuti station operator 72 orang, dan OCC Operator 22 orang. Kemudian, ada pula lowongan untuk posisi supervisor 20 orang, serta chief controller 4 orang.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Target Operasi 2022, Menhub Ajak Masyarakat Naik LRT Jabodebek

FOTO: Rencana Pengoperasian LRT Jabodebek
Gerbong kereta Light Rail Transit (LRT) terparkir di jalur Dukuh Atas, Jakarta, Kamis (17/2/2022). LRT Jabodebek direncanakan akan beroperasi sebagai moda transportasi umum mulai tanggal 17 Agustus 2022. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menargetkan, moda transportasi Light Rail Transit atau Lintas Raya Terpadu di Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (LRT Jabodebek) bisa beroperasi 2022. Namun, ia belum menyebut secara spesifik, kapan waktu pasti moda transportasi baru ini bakal melayani masyarakat di DKI Jakarta dan sekitarnya.

"Pemerintah menargetkan LRT Jabodebek dapat beroperasi pada tahun 2022. Penggunaan LRT selain waktu tempuh yang lebih cepat, kepastian jadwal dan kenyamanan dalam LRT menjadi keunggulan yang diharapkan membuat masyarakat beralih ke transportasi umum," ujar Menhub dalam sesi webinar, Kamis (12/5/2022).

Budi Karya mengatakan, wilayah Jabodetabek saat ini masih harus bergelut dengan isu kemacetan. Pasalnya, kebanyakan masyarakat masih terlalu bergantung untuk menggunakan kendaraan pribadi.

"Dengan adanya Integrasi antar moda yang baik, diharapkan semakin memudahkan masyarakat dalam menggunakan angkutan umum. Sehingga dapat meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan angkutan umum," ungkapnya.

Mengatasi situasi tersebut, ia menceritakan, pemerintah coba menyelesaikan masalah transportasi di Jabodetabek lewat pembangunan LRT Jabodebek yang sudah dimulai sejak periode awal masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pada 2015 lalu, Presiden Jokowi telah melakukan groundbreaking pembangunan LRT Jabodebek untuk menandai dimulainya pembangunan. Setelah beroperasi, total LRT Jabodebek akan memiliki panjang lintasan 44,43 km dan 18 titik stasiun pemberhentian, mulai dari Stasiun Jatimulya (Kabupaten Bekasi) sampai Stasiun Dukuh Atas (Kota Jakarta Selatan).

"Dalam rangka pembangunan proyek LRT Jabodebek, pemerintah memberikan dukungan fiskal melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada PT KAI dan juga melalui jaminan pemerintah atas pinjaman sindikasi bank," tuturnya.

LRT Jabodebek Bisa Angkut 100 Ribu Penumpang per Hari

FOTO: LRT Jabodebek Uji Beban di Jembatan Bentang Panjang
Rangkaian LRT Jabodebek uji beban di Jembatan Bentang Panjang kawasan Kuningan-Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (24/2/2022). Jembatan sepanjang 148 meter tersebut diklaim sebagai yang terpanjang di dunia. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memproyeksikan, moda transportasi Light Rail Transit atau Lintas Raya Terpadu di Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (LRT Jabodebek) nantinya bisa menampung hingga 100 ribu orang per hari. Namun, volume penumpang terpadat bukan berasal dari stasiun pemberangkatan awal seperti Stasiun Jatimulya, tapi berada di jalur tengah.

Direktur Prasarana Perkeretaapian Kemenhub Harno Trimadi mengatakan, Kemenhub sudah membuat perkiraan baru selepas pandemi untuk volume angkutan harian LRT Jabodebek.

"Kita melihat di 2022 targetnya 100 ribu orang per hari. Itu target yang cukup moderat, karena kita lihat pandemi ini di akhir tahun mudah-mudahan bisa tereduksi," ujar Harno dalam sesi webinar, Kamis (12/5/2022).

Adapun LRT Jabodebek secara total memiliki 18 stasiun pemberangkatan, dimulai dari Stasiun Jatimulya di Kabupaten Bekasi sampai Stasiun Dukuh Atas, Jakarta Selatan.

Namun, merujuk data lama sebelum pandemi, Harno mengatakan, pergerakan penumpangnya baru akan membludak di jalur pertengahan, dimulai dari Stasiun Kampung Rambutan.

"Tidak semua di stasiun pertama besar. Kita lihat dari Cibubur (Stasiun Harjamukti), prediksinya hanya 18 ribu orang per hari. Jatimulya juga tidak besar," kata dia.

"Tapi di proses tengahnya cukup besar. Misalnya, di Rambutan ada 26 ribu pergerakan. Di Taman Mini ada 35 ribu. Ini data lama, mungkin sudah terkoreksi," terang Harno.

Pergerakan penumpang tertinggi diprediksi terjadi selepas Stasiun Taman Mini Indonesia Indah (TMII), yakni di Stasiun Cawang. Secara prediksi, total akan ada sekitar 79 ribu pergerakan per hari.

"Walaupun nanti di Cawang kita harapkan terjadi perpindahan. Jadi mereka tidak pindah ke moda lain, tapi perpindahan lintas," imbuh Harno.

Selain itu, ia pun bakal memperhitungkan moda LRT Jabodetebek yang nantinya akan terintegrasi dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Stasiun Halim. Kemenhub belum sempat memasukan data perhitungan terbaru, namun Harno memprediksi bakal ada satu pergerakan yang cukup tinggi di Stasiun Halim.

"Based on ini, kami dari Kementerian Perhubungan mencoba memfasilitasi apa yang bisa kita lakukan. Karena mengingat kereta ini lewatnya 6 menit sekali," pungkas dia. 

Infografis Tabrakan 2 Kereta LRT Jabodebek di Jalur Layang
Infografis Tabrakan 2 Kereta LRT Jabodebek di Jalur Layang (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya